Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Bukan Minta Pak Ahok Balaskan Dendam Saya"

Kompas.com - 25/11/2014, 20:59 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Orangtua Amanda Dwi Nugroho (7), anak yang tersengat listrik di Senayan Trade Centre (STC) menyambangi Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama di Balaikota, Selasa (25/11/2014) siang. Mereka berharap bisa mendapatkan keadilan atas kasus yang menimpa putri sulungnya.

"Pak Ahok tadi mengira kami mendesak beliau untuk membalaskan dendam kami, tetapi sebenarnya bukan begitu. Saya hanya pengin Pak Ahok lebih ketat lagi mengawasi Dinas P2B (Pengawasan dan Penertiban Bangunan)," kata Eveline Sandra Dewi, ibunda Amanda.

Ia menjelaskan, Dinas P2B menyatakan tidak ada yang salah dengan neon box yang menyebabkan Amanda tersetrum. Padahal menurut Evelin, anaknya tersetrum saat kakinya menyentuh body neon box.

"Saya bingung kenapa Dinas P2B bisa menyatakan begitu. Makanya saya mau tanya ke Pak Ahok. Pengawasan dinas itu kan di bawah kewenangan Gubernur," kata Eveline.

Ia menilai, sebagai Gubernur maka Ahok lah yang dapat memberikan sanksi bila benar ada ketidaksesuaian pemeriksaan dari Dinas P2B. Meskipun begitu, ia mengakui Ahok benar dengan menyatakan ia dapat bertindak setelah hasil penyidikan dari pihak kepolisian keluar.

"Ada benarnya juga, soalnya Pak Ahok mana bisa tahu kalau Dinas P2B itu sudah disogok atau tidak. Tetapi tujuan saya datang tadi kan supaya Pak Ahok bisa lebih ketat mengawasi," kata Eveline.

Eveline datang didampingi ibunya (nenek Amanda) beserta seorang pengacaranya. Sambil membawa foto anaknya, Eveline dan ibunya menyampaikan harapan agar Ahok bisa ikut turun tangan dalam kasus tersebut.

Terlebih lagi, kata Eveline, dari informasi yang ia dapatkan dari pemberitaan di media, peristiwa seperti yang anaknya alami bukan pertama kali terjadi di STC. "Saya baca di media sebelumnya ada kejadian serupa juga," kata Eveline dengan tersedu-sedu.

Mendengar penuturan tersebut, Ahok menyatakan bahwa ia tak bisa berbuat banyak karena masih menunggu hasil penyidikan polisi.

"Kita lagi tunggu kuncinya di kepolisian. Kita tidak bisa menuduh karena tergantung hasil polisi. Kita tidak bisa menghakimi, makanya tunggu putusan pengadilan. Saya tidak bisa ngotot sebelum dengar polisi," kata Ahok.

Kepada Ahok, Evelin menyatakan tak ada kamera pengawas atau CCTV (closed circuit television) di lokasi kejadian. Ia pun mempertanyakan apakah bisa suatu pusat perbelanjaan tidak dilengkapi dengan CCTV di setiap lorongnya. Ahok mengatakan, tak ada kewajiban bagi pengelola gedung untuk memasang CCTV.

Menurut dia, hasil penyelidikan Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan menyatakan tak ada yang salah pada neon box yang menyebabkan Amanda tersetrum. Karena itu, Ahok menegaskan perlu menunggu hasil penyelidikan kepolisian. [Baca: Didatangi Orangtua Bocah yang Tewas di STC, Ahok Beri Penjelasan Ini]


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com