Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Targetkan Pengesahan APBD Bulan Ini

Kompas.com - 12/01/2015, 20:05 WIB
Hindra Liauw

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menargetkan APBD 2015 dapat disahkan bulan ini. Hari ini, Basuki baru menyampaikan program-program unggulan dalam RAPBD 2015 kepada DPRD DKI.

Sekedar informasi, DKI mendapat teguran dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) karena terlambat mengesahkan APBD. Sebab, provinsi di Indonesia sudah harus menyerahkan APBD kepada Kemendagri paling lambat 31 Desember 2014 lalu.

"Saya kira nanti RAPBD ini akan dibahas dalam Bamus (Badan Musyawarah) supaya tidak sampai satu bulan bisa disahkan. Kira-kira (tanggal) belasan sudah bisa digelar paripurna untuk ketok palu (pengesahan APBD), diusahakan tidak terlalu lama," kata Basuki di Balaikota, Senin (12/1/2015).

Sebelumnya Pemprov DKI mengajukan RAPBD DKI 2015 sebesar Rp 73,08 triliun. Jumlah itu meningkat 0,24 persen dibandingkan APBD Perubahan 2014 sebesar Rp 72,9 triliun. ‎Basuki benar-benar berharap penerimaan pajak dapat meningkat. Sebab pada APBD 2014 lalu, penerimaan pajak tak mencapai target.

"Makanya pejabat yang saya rekrut sekarang berani tegas enggak terapkan pajak online, karena pengalaman tahun lalu, penerimaan pajak tidak mencapai target," kata Basuki.

Adapun fokus APBD 2015 tetap dialokasikan untuk penanggulangan permasalahan banjir, kemacetan, dan pedagang kaki lima (PKL). Tahun ini, Basuki juga akan menerapkan lima tertib yang telah dicanangkannya bersama Polda Metro Jaya. Pertama, tertib lalu lintas ‎dengan menerapkan pembatasan kendaraan melalui ERP dan pelarangan perlintasan motor. Kemudian penerapan meteran parkir, dan lainnya.

Tertib kedua adalah tertib sampah. Basuki menjelaskan Pemprov DKI harus benar-benar dapat mengelola distribusi sampah. Tertib ketiga adalah tertib PKL. Pemprov DKI, kata dia, tidak menginginkan PKL di Jakarta diperas atau dipungut bayaran oleh oknum tertentu. Basuki menginstruksikan para PKL itu untuk memiliki ATM Bank DKI dan membayar retribusi secara autodebet.

Tertib keempat adalah tertib hunian dengan membongkar bangunan liar di bantaran sungai maupun kolong jembatan, termasuk dengan pembangunan rusun bagi warga terkena relokasi.

"Kelima, tertib demo. Kami tidak mau lagi taman DKI sebagai asset dirusak oleh pendemo yang tidak bertanggung jawab. Nah, lima tertib ini adalah fokus kita, makanya kami gelontorkan anggaran dengan baik," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com