Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan TNI AL Soal Pengeroyokan Dua Anggota Polri di Bengkel Cafe

Kompas.com - 08/02/2015, 16:44 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama TNI Manahan Simorangkir membenarkan terjadi pengeroyokan dua anggota Polri oleh sejumlah anggota TNI AL di Bengkel Cafe, kawasan SCBD, Jakarta Selatan.

Pengeroyokan tersebut terjadi dalam operasi penegakan ketertiban (Ops Gaktib) yang diperintah langsung oleh Panglima TNI Jenderal Moeldoko.

"Bengkel Cafe menjadi salah satu tempat operasi. Dua anggota Polri ini awalnya menolak saat dimintai kartu identitas," kata Manahan saat dihubungi Kompas.com, Minggu (8/2/2015).

Setelah diminta berkali-kali, ujar Manahan, dua anggota Polri berinisial TA dari Jatanras Polda Metro Jaya dan perwira menengah Polri berinisial BH itu bersikap tidak baik dan terlihat seperti ingin menyerang personel TNI AL. [Baca: Dua Anggota Polri Dikeroyok Sejumlah Anggota TNI AL di Bengkel Cafe]

Merasa terancam, maka anggota TNI AL pun melakukan perlawanan. Perlawanan itu, kata Manahan, adalah tindakan yang sah karena mereka membawa surat tugas resmi. Setelahnya, kedua anggota Polri itu dibawa ke markas POM TNI AL.

Menjelang subuh, ada perwira Polri berpangkat komisaris besar yang datang untuk menjelaskan bahwa mereka berdua benar adalah anggota Polri dan tengah menjalankan tugas khusus. Setelah mendapatkan penjelasan, TA dan BH pun diserahkan kepada perwira tersebut.

Sebelumnya diberitakan bahwa TA dan BH sedang menjalankan tugas khusus dari Bareskrim Polri.

Menurut informasi, kejadian bermula saat tim Satgas Bareskrim Polri mengadakan pertemuan di sebuah ruangan di lokasi. Di ruangan itu, ada pula beberapa laptop, tiba-tiba ada operasi yang dipimpin oleh seorang anggota TNI.

Saat itu, kata seorang sumber, sudah dijelaskan ke anggota TNI itu soal adanya kegiatan oleh beberapa pamen Polri dan personel Polri lainnya.

Tetapi penjelasan itu tidak diterima. Malah, anggota Polri dikeroyok. Padahal saat itu, anggota Polri membawa surat tugas.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagab DKI

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagab DKI

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com