Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Rencana PT Transjakarta untuk Berintegrasi dengan Kopaja

Kompas.com - 17/02/2015, 17:36 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama (Dirut) PT Transjakarta Antonius NS Kosasih menjelaskan rencana dan poin-poin yang akan dilakukan untuk bisa berintegrasi dengan PT Kopaja. Dengan integrasi dan kerja sama ini, nantinya bus kopaja bisa memasuki jalur transjakarta dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

"Ada dua hal inti yang kita kerjakan dengan PT Kopaja. Jadi nanti kopaja ada dua macam, yang beroperasi di luar transjakarta dan di luar koridor serta yang berada di dalam, sama seperti operator transjakarta lainnya," kata Kosasih di Balai Kota, Selasa (17/2/2015).

Kopaja yang akan berjalan di jalur transjakarta harus menjalani serangkaian pengecekan supaya bisa mencapai standar pelayanan minimum. Kerja sama dan integrasi ini sebagai salah satu cara memperbanyak unit bus dalam rangka melayani penumpang lebih efektif lagi.

Dari sisi sumber daya manusia (SDM), Kosasih memastikan semua sopir bus harus bersertifikat. Proses sertifikasi sopir juga akan bekerja sama dengan Polda Metro Jaya.

Harapannya, pengemudi yang sudah tersertifikasi tidak lagi melakukan pelanggaran lalu lintas seperti sopir-sopir lain. "Nanti mereka nyetirnya mesti benar, enggak boleh ngebut," kata Kosasih.

Kemudian, sebut dia, semua sopir yang mengendarai bus di jalur transjakarta dilarang mengetem.

Larangan ini berkaitan dengan pola pembayaran rupiah per kilometer pada bus transjakarta sehingga semua sopir baik kopaja dan angkutan perbatasan terintegrasi bus transjakarta (APTB) harus dibayar dengan sistem gaji.

"Untuk APTB mungkin ada mix antara gaji dan setoran, karena ada yang luar kota, ke Bogor, Tangerang, atau Depok itu urusan mereka. Tetapi selama masih di dalam koridor transjakarta, enggak ada sistem setoran. Kita enggak mau ada bus mengetem," ujar Kosasih.

Rencana pemerintah provinsi (Pemprov) DKI untuk mengintegrasikan transjakarta dengan bus-bus reguler berukuran sedang seperti kopaja sempat mendapat respons negatif dari mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso.

Menurut Sutiyoso, rencana tersebut justru akan memperburuk citra transjakarta. Pria yang akrab disapa Bang Yos itu juga mengatakan terdapat sejumlah perbedaan antara transjakarta dan bus reguler sehingga pasti sulit untuk mengintegrasikan keduanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com