Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung Hak Angket, Ketua DPRD Terancam Dicopot PDI-P?

Kompas.com - 04/03/2015, 17:15 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pasca-pengesahan persetujuan pengajuan hak angket terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama yang dilakukan pada Kamis (26/2/2015) pekan lalu, Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi tak pernah lagi menunjukkan batang hidungnya.

Pras yang biasanya begitu mudah ditemui di ruang kerjanya di lantai sepuluh Gedung DPRD DKI tiba-tiba menghilang.

Tak hanya itu, ponselnya pun tiba-tiba menjadi sulit dihubungi. Hal tersebut terjadi sampai Rabu (4/3/2015) ini.

Padahal, konfirmasi dari Pras saat ini sangat ditunggu-tunggu, terutama terkait pernyataan Wakil Ketua DPRD Abraham Lunggana yang menyebut Ahok sempat mencoba menyogok Pras, beberapa hari sebelum berlangsungnya rapat paripurna pengesahan hak angket terhadap Ahok.

Tak jelas apa yang menyebabkan Pras tak kunjung menampakkan diri. Rekan separtainya yang juga Ketua Fraksi PDI Perjuangan, Jhonny Simanjuntak, bahkan mengaku tidak mengetahui pasti ke mana Pras.

Ia hanya mengaku mendengar informasi bahwa Pras sedang sakit diare. "Beliau lagi sakit. Sakit diare," kata Jhonny.

Salah seorang anggota DPRD DKI menyebutkan, saat ini Pras dalam posisi tertekan terkait keikutsertaan Fraksi PDI Perjuangan dalam persetujuan hak angket. Sebab, keputusan tersebut tak sesuai dengan kebijakan di DPP PDI Perjuangan.

"Bisa terancam di PAW (penggantian antar-waktu) dia," ucap anggota yang enggan disebut namanya itu.

Pernyataan anggota tersebut selaras dengan pernyataan Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDI Perjuangan AP Batubara, beberapa hari silam.

Dalam pernyataannya, Batubara mengaku gerah dengan sikap para anggota Fraksi PDI-P di DPRD DKI, terkait dengan sikap mereka dalam pengajuan hak angket.

Batubara bahkan telah meminta agar Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri segera menginstruksikan agar fraksi terbesar di DPRD DKI itu menarik dukungan terhadap pengajuan hak angket terhadap Ahok.

"Saya minta Megawati instruksikan kader PDI-P cabut hak angket. Kalau mereka tidak mau, saya minta tarik kader dari DPRD," kata Batubara di kantornya, Senin (2/3/2015).

Batubara menyebut Ahok dipilih oleh rakyat, dan hanya rakyat yang berhak menilai kinerja Ahok. Oleh karena itu, kata dia, Fraksi PDI-P seharusnya menyesuaikan diri dengan rakyat. Caranya adalah dengan mendukung Ahok. [Baca: Megawati Diminta Instruksikan Tarik Hak Angket]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com