JAKARTA, KOMPAS.com - Setara Institute meminta masyarakat menahan diri terhadap kasus pengeroyokan mahasiswa yang dilakukan warga Tangerang Selatan.
“Kami mendorong seluruh pihak untuk menahan diri. Narasi-narasi lanjutan terkait peristiwa yang mereproduksi kebencian dan menaikkan tensi konfliktual mesti dihentikan,” ujar Direktur Eksekutif SETARA Institute Halili Hasan, Selasa (7/5/2024).
Baca juga: Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa
Hal itu dilakukan supaya tak ada kejadian susulan di tempat kejadian perkara (TKP) atau wilayah lain.
Terlebih, pengeroyokan bermula saat mahasiswa menggelar doa bersama.
“Para pihak diharapkan untuk melakukan upaya-upaya cooling down. Kami juga mendesak pemerintah untuk melakukan tindakan lanjutan yang dibutuhkan, seperti penanganan korban dan jaminan perlindungan terkait kebebasan beragama atau berkeyakinan (KBB),” tutur dia.
Halili mengapresiasi kinerja kepolisian yang cepat tanggap menangani kasus keributan antara warga dan mahasiswa.
Namun, polisi diharapkan tak hanya bergerak cepat dalam kasus ini. Kasus-kasus lainnya yang serupa diharapkan dapat ditangani dengan cekatan.
“Penegakan hukum atas kasus-kasus persekusi penting untuk dilakukan, untuk mencegah perluasan persekusi dan pelanggaran KBB,” ucap Halili.
Baca juga: Kronologi 4 Warga Keroyok Mahasiswa yang Beribadah di Kontrakan Tangsel
“Dalam pemantauan SETARA Institute selama ini, lemahnya penegakan hukum sering terjadi berkenaan dengan pelanggaran KBB dan secara umum menjadikan kelompok minoritas sebagai korban,” sambung dia.
Diberitakan sebelumnya, peristiwa pengeroyokan terjadi di Setu, Tangerang Selatan, Minggu (5/5/2024) malam.
Pengeroyokan yang dilakukan empat warga terhadap sejumlah mahasiswa itu bermula saat pria berinisial D (53) mendatangi sebuah kontrakan.
“Mulanya ada kegiatan doa bersama (yang digelar mahasiswa). Selanjutnya, datang seorang laki-laki berinisial D yang berupaya membubarkan kegiatan tersebut dengan cara berteriak,” ujar Kapolres Tangerang Selatan AKBP Ibnu Bagus Santoso saat jumpa pers, Selasa.
D hendak membubarkan kegiatan doa bersama yang dihelat mahasiswa sekitar pukul 19.30 WIB.
Teriakan yang dilontarkan oleh D kemudian membuat situasi di TKP menjadi gaduh.
Baca juga: Polisi Sita 3 Sajam dari Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel
“Setelah D berteriak, datang beberapa orang untuk mencari tahu apa yang terjadi dan timbul kegaduhan serta kesalahpahaman,” tutur Ibnu.
Kesalahpahaman itu kemudian berujung pada aksi pengeroyokan.
Selain D, ada tiga pria lain berinisial I (30), S (36), dan A (26) yang terlibat.
Hal itu terlihat dalam rekaman yang diambil oleh salah satu penghuni kontrakan.
“Kegaduhan dan kekerasan tersebut terekam oleh salah satu penghuni kontrakan di area sekitar TKP, di mana terdapat laki-laki yang terekam membentak mahasiswa dan membawa senjata tajam jenis pisau,” tutup Ibnu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.