Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Saya Enggak Tahu Sakitnya Tuh di Mana?

Kompas.com - 23/03/2015, 21:45 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memastikan DPRD tidak akan mencabut surat penolakan penerbitan peraturan daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (perda APBD) 2015 dengan nomor 207/-071.762. Sebab, jika DPRD menerbitkan perda APBD 2015, hak angket otomatis gugur.

"Saya tidak tahu, ya kalau mereka (DPRD) mau cabut (surat penolakan penerbitan perda) lagi, nanti tambah malu lagi dong mereka, hak angket juga dicabut. Jadi, saya enggak tahu sakitnya (DPRD) tuh di mana ya," kata Basuki, sambil menunjuk hatinya, di Balai Kota, Senin (23/3/2015). 

Di dalam surat penolakan penerbitan perda APBD 2015, juga dilampirkan keputusan pimpinan DPRD DKI Nomor 3 Tahun 2015 tentang hasil rapat pimpinan gabungan DPRD DKI dalam rangka koordinasi persetujuan hasil pembahasan rancangan peraturan daerah tentang APBD 2015 yang ditandatangani Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi pada 23 Maret 2015.

Meski menerima keputusan DPRD, Basuki mengaku kecewa dengan keputusan DPRD yang tidak mau menunggu pertemuan dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).

Pimpinan DPRD justru terlebih dahulu mengirimkan surat pernyataan untuk tidak menerbitkan perda APBD DKI 2015 dan merekomendasikan penerbitan pergub.

"Jadi, kenapa sih (DPRD) tidak mau nunggu, kami saja nunggu. Jadi, ini siapa yang tidak ingin perda? Ini Wapres lho yang (panggil) yang hari ini jadi Plt Presiden. Jadi, Pak Jusuf Kalla adalah Plt Presiden, kenapa (DPRD) enggak mau nunggu gitu loh," kata pria yang biasa disapa Ahok itu kesal.

Dia mengaku tidak mengetahui apakah DPRD memiliki iktikad baik untuk menerbitkan perda APBD 2015 atau tidak. Yang pasti, Pemprov sudah menunggu sejak Jumat (20/3/2015) malam sejak pimpinan Banggar DPRD menyepakati pergub.

Terlebih lagi, pada hari penentuan tersebut, Pemprov menyiapkan segala sesuatunya untuk perda meski pergub pun sudah dilakukan ancang-ancang persiapannya.

"Tetapi, waktu Jumat itu, dia (Ketua DPRD) menghilang, Sabtu kami siapkan pergub. Begitu sudah siapkan pergub, kami kasih enggak (ke Kemendagri)? Enggak! Pak Mendagri kasih kelonggaran sampai Senin, berarti pukul 8.00 pagi harus dikirim, tetapi tetap kami tunda sampai sore," kata Basuki lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com