Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: DPRD Harus Bikin Angket Baru, Angket "Bahasa Toilet"

Kompas.com - 25/03/2015, 20:42 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagai mantan anggota DPRD tingkat II Belitung Timur dan Komisi II DPR RI, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku mengetahui betul tujuan bergulirnya hak angket kepada eksekutif. Menurut dia, legislatif hanya dapat membahas satu hal khusus untuk mereka selidiki dari kesalahan pemerintah.

Permasalahan yang diajukan dalam angket, kata Basuki, adalah hal-hal yang mengganggu kepentingan orang banyak dan melanggar undang-undang.

DPRD DKI pun menggulirkan angket untuk menyelidiki dokumen rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) yang diduga palsu dan dikirim Basuki ke Kemendagri. 

"Angket mereka soal dokumen RAPBD yang sah dan mereka pun bersurat ke Kemendagri kalau dokumen (RAPBD) yang kami kirim itu tidak sah, makanya saya diangketin," kata Basuki di Balai Kota, Rabu (25/3/2015). 

Oleh karena itu, Basuki menganggap proses angket ini lucu. Sebab, di sisi lain, Kemendagri telah mengatakan bahwa dokumen RAPBD yang dikirim merupakan dokumen yang sah dan tidak ada unsur pelanggaran di dalamnya.

Bahkan, lanjut Basuki, Sekjen Kemendagri Yuswandi A Tumenggung menertawakan dokumen RAPBD yang diajukan DPRD.

Sebab, kata dia, tidak ada pendapatan dari dokumen itu, tetapi hanya belanja. Kemendagri juga sudah mengevaluasi serta mengoreksi dokumen RAPBD DKI.

"Artinya, angket kamu dengan topik itu masih relevan enggak? Kalau mau angket saya karena etika dengan 'bahasa toilet', harus bikin angket baru, bos. Angket tentang 'bahasa toilet'. Jadi, nanti Ahok (Basuki) akan diajar tentang 'dasar durian montong'," kata Basuki tertawa. 

Dalam rapat yang digelar siang ini, tim angket mengundang pakar hukum dan tata negara. Pakar tata negara Irman Putra Sidin menjelaskan bahwa dalam TAP MPR Nomor 6 Tahun 2001, kepala daerah itu harus menjaga etika.

Jadi, seharusnya, seorang kepala daerah memiliki kewajiban untuk menjaga etika. Jika DPRD mempermasalahkan ada yang tidak etis pada pemerintah daerah, maka hal ini bisa jadi menuju pada pemberhentian, dan itu harus diverifikasi oleh Mahkamah Agung (MA).

Hal ini, menurut Basuki, sudah melenceng dari konsep awal pelaksanaan angket, yakni menyelidiki dokumen palsu RAPBD DKI.

"Angket itu harus khusus. Kalau orang korupsi, itu merugikan orang lain enggak? Kalau ada yang ngatain saya China, itu melanggar undang-undang anti-diskriminasi dan pidana lho. Aku juga sudah ketemu Wapres Jusuf Kalla, dan dia enggak bahas aturan tentang etika. Beliau hanya bilang kurangilah (kata kasar). Keras boleh, tetapi jangan kasar," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Megapolitan
Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Megapolitan
'Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak...'

"Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak..."

Megapolitan
Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Megapolitan
Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Megapolitan
Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Megapolitan
Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Megapolitan
Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Megapolitan
Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Megapolitan
Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Megapolitan
Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Megapolitan
Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Megapolitan
Polres Tangsel Evakuasi 3 Korban Tewas Pesawat Latih yang Jatuh di BSD

Polres Tangsel Evakuasi 3 Korban Tewas Pesawat Latih yang Jatuh di BSD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com