Mereka mengaku tidak terima hanya dipertemukan dengan Badan Kesatuan Kebangsaan dan Politik (Bakesbangpol) DKI. Mereka ingin Basuki langsung mengklarifikasi pernyataannya tentang pemberian nama calon anak sapi di Rumpin, Kabupaten Bogor, yakni "USB" (untuk sapi Betawi). Selain itu, mereka juga menuntut Basuki untuk meminta maaf kepada warga Betawi atas pernyataannya itu. (Baca: Gara-gara Beri Nama Sapi "USB", Ahok Didemo)
Ketua Umum Forum Pemuda Betawi, Rahmat HS, yang turut serta dalam aksi itu meminta Basuki tidak menyampaikan kata-kata bernada rasial.
"Kami minta Ahok (Basuki) mengklarifikasi pernyataannya di Rumpin yang memelesetkan USB dengan Betawi, itu sama saja rasialis. Kami minta Ahok jangan suka mancing-mancing emosinya warga Betawi. Setelah mendapat klarifikasi, kami langsung pulang kok, ngapain lama-lama di sini," kata Rahmat.
Rahmat mengaku, ia bersama teman-temannya akan menunggu hingga pukul 18.00 atau sesuai izin yang diberikan Polda Metro Jaya melakukan aksi unjuk rasa. Ia berjanji tidak akan membahas permasalahan lain dengan Basuki, kecuali tentang klarifikasi USB tersebut. (Baca: Ahok Bantah Namakan Sapi Betawi karena Rasis)
"Kami janji pembicaraan enggak akan melebar ke mana-mana. Masalahnya kalau Gubernurnya rasialis akan jadi preseden buruk di masyarakat. Masyarakat Betawi ini kalau disinggung sudah enggak perlu bayaran lagi, mereka yang rumahnya di belakang Balai Kota juga bakal langsung demo kalau disinggung seperti itu. Kami pasti bawa aksi ini damai. Balai Kota ini kan rumah kita ngapain sih cari ribut," kata Rahmat.
Selain Rahmat, ada Ketua Umum Forum Betawi Bersatu (FBB) Endang, Ketua Barisan Anak Jakarta (Braja) Eki Pitung, Sekjen Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi) Syarif Hidayatullah, dan beberapa perwakilan ormas lainnya yang memaksa bertemu Basuki.
Mereka diketahui juga pernah mendatangi Balai Kota saat Basuki masih menjadi Wakil Gubernur DKI. Saat itu, mereka memaksa bertemu Basuki yang berseteru dengan Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana (Lulung) tentang pedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang. Saat itu, mereka bertemu dengan Basuki dan Basuki juga menelepon Lulung untuk meluruskan perseteruan mereka.
Pantauan Kompas.com, para tokoh Betawi ini menunggu dipanggil masuk ke dalam ruang kerja Basuki di pendopo Balai Kota. Belasan staf pengamanan dalam (pamdal) Balai Kota pun berjaga menghadang mereka. Eki Pitung terlihat terus melakukan negosiasi dengan staf pamdal. Bahkan, ia terlihat menghubungi salah satu ajudan Basuki, Priyono, agar bisa bertemu dengan sang Gubernur.
"Kita mau baek-baek dateng ke sini. Kita mau masuk ke dalam. Mending suruh kita masuk daripada ribut-ribut di luar," kata Eki kepada salah seorang staf pamdal, Sumarna.
Hingga pukul 12.45, Basuki masih di dalam ruang kerjanya dan baru saja selesai memimpin rapat pimpinan (rapim) dengan pejabat satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.