Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adiknya Ditegur karena Knalpot Bising, Herianto Bacok Baiturohman dan Anaknya

Kompas.com - 16/04/2015, 02:05 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak terima adiknya dimarahi, Herianto (32) nekat membacok tetangganya, Baiturohman (42), di Jalan Papanggo II C, Gang Rambutan Barat, RT04/02, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (15/4/2015). Korban yang bekerja sebagai tukang nasi bebek itu dibacok Herianto, dan sabetannya mengenai anak korban yang berusia enam tahun, Khusnulkhotimah.

"Tersangka telah diamankan dan masih akan diperiksa lebih lanjut. Sedangkan korban dalam perawatan intensif di RSUD Koja," kata Kapolsek Tanjung Priok, Kompol M Iqbal, Rabu (15/4/2015).

Kompol Iqbal menjelaskan, aksi berdarah tersebut diketahui juga melibatkan adik Herianto, Iwan (22). Saat itu, korban beserta istri dan anaknya, sedang bertandang ke rumah salah satu temannya di wilayah Papanggo. Di saat bersamaan, Iwan sedang membeli pulsa di kios tidak jauh dari lokasi korban dan keluarganya.

Usai membeli pulsa, menurut Iqbal, Iwan sempat menggeber laju motornya dengan menggunakan knalpot racing dan sangat berisik. Aksi Iwan ternyata membuat Baiturohman merasa terganggu saat sedang santai bersama istri dan anaknya, di depan rumah temannya.

Korban lantas menasihati pelaku agar tidak mengganggu orang lain dengan suara knalpotnya. Namun, nasihat pelaku justru berujung cekcok mulut, hingga terjadi perkelahian antara keduanya. Korban diduga memukul Iwan dan sempat mengacungkan golok ketika Iwan beranjak dari tempat tersebut. Namun, aksi keduanya terhenti karena dipisahkan warga sekitar.

Merasa tidak terima diperlukan seperti itu, Iwan kemudian menghubungi kakaknya, Herianto. Kepada kakaknya, Iwan menceritakan peristiwa yang dialaminya. Begitu tiba di lokasi kejadian, pelaku melihat korban berjalan bersama istri dan anaknya. Pelaku yang telah tersulut emosi, langsung menghujamkan sejumlah sabetan golok ke tubuh korban.

"Spontan tersangka marah kemudian mencegat korban. Saat itu tersangka langsung membacok korban membabi-buta mengenai tangan kiri, pundak dan kepalanya hingga sobek. Tidak itu saja, tangan kanan anak korban usia enam tahun juga terkena sabetan golok," kata Kapolsek.

Untuk mencegah terjadinya hal yang leboh parah, warga sekitar pun berupaya untuk memisahkan keduanya. Tersangka pun langsung kabur usai menganiaya korban dan anaknya.

Tak lama berselang, petugas yang mendapat laporan terkait pertikaian itu menangkap tersangka di kawasan Muncang, Koja, Jakut. Kepada petugas, tersangka mengaku menyesali tindakannya tersebut. Tapi, menurut tersangka, korban diketahui memiliki temperamen kasar dan pernah mangamuk ketika tabung gas jualannya hilang.

"Dia (korban) pernah mengamuk dan mengeluarkan golok lalu membacoknya ke meja jualannya. Kata orang-orang, dia itu selalu bawa senjata tajam," ujar Harianto kepada petugas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com