Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HBKB Tanpa Keriuhan Kampanye Politik

Kompas.com - 27/04/2015, 19:38 WIB
JAKARTA, KOMPAS - Ada yang berbeda di tengah perhelatan hari bebas kendaraan bermotor di Jalan MH Thamrin-Sudirman, Minggu (26/4). Pagi itu, panggung partisipan yang biasanya menjamur di sepanjang kedua ruas jalan itu tiap HBKB tak terlihat lagi. Upaya penertiban HBKB dari ajang promosi, kampanye politik, dan pasar kaget rupanya telah dimulai.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta didukung sejumlah lembaga swadaya masyarakat, termasuk Koalisi Pejalan Kaki, kini bertekad mengembalikan hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) yang nyaman bagi warga Jakarta dan siapa pun yang ingin menikmati kawasan ini tanpa kendaraan bermotor.

Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus mengatakan, penyelenggara kini tidak lagi memberikan izin partisipan untuk berpromosi produk ataupun jasa selama kegiatan HBKB berlangsung. "Disiapkan satu panggung untuk mewadahi publik yang ingin menyampaikan aspirasinya. Tetapi, temanya tidak boleh kampanye politik," ujarnya, kemarin.

Kegiatan HBKB diadakan setiap Minggu mulai pukul 06.00 sampai pukul 11.00. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi tingkat pencemaran udara akibat kendaraan bermotor. Program yang berjalan sejak 2003 ini merupakan upaya DKI Jakarta meningkatkan kualitas lingkungan dan kehidupan masyarakat Ibu Kota.

Secara hukum, kegiatan ini diatur dalam Perda DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Menyusul kemudian Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 78 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan HBKB pada Kawasan Tertentu.

Namun, 12 tahun terakhir, HBKB semakin hari makin semrawut karena masyarakat memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi atau kelompok, seperti menggelar panggung promosi, berjualan, berkampanye politik, unjuk rasa, hingga meminta sumbangan.

Warga yang rindu akan ruang publik yang luas pun tak canggung meluangkan waktu di HBKB. Dalam diskusi yang diadakan Komite Penghapusan Bensin Bertimbel, pertengahan April, jumlah pengunjung HBKB ditaksir mencapai 20.000 orang.

"Jumlah orang yang banyak ini menarik penjual sehingga banyak orang menjadikan HBKB sebagai ajang jualan atau sosialisasi produk meskipun di lokasi yang dilarang," kata Kepala Seksi Pembinaan Pengguna Lalu Lintas Angkutan Jalan Dinas Perhubungan DKI Jakarta Yayat Sudrajat.

Dengan munculnya berbagai masalah, pihak penyelenggara HBKB berharap peraturan tersebut direvisi. Sembari menunggu revisi, inisiator bekerja sama dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta membuat kebijakan tidak memberikan izin mendirikan panggung selama HBKB, tetapi disediakan satu panggung publik untuk masyarakat umum.

Alfred mengatakan, aturan itu belum berjalan sepenuhnya. Masih terlihat kelompok mahasiswa dan masyarakat yang berorasi di sekitar Bundaran Hotel Indonesia. Pihak penyelenggara baru bisa memberikan teguran dan peringatan awal.

Selain itu, esensi HBKB sebagai ajang mengurangi polusi udara juga dilupakan warga. Warga berangkat ke HBKB menggunakan kendaraan bermotor sehingga bermunculan parkir-parkir liar.

Yayat Sudrajat pun mengimbau masyarakat untuk berangkat ke HBKB dengan menggunakan transportasi umum, seperti kereta dan transjakarta.

Menurut dia, penyelenggaraan HBKB tidak menyediakan lahan parkir. Warga bisa memarkir kendaraannya di gedung sekitar Jalan Sudirman-Thamrin dengan membayar tarif sesuai kebijakan pemilik gedung.

Pedagang kaki lima yang membandel terus didorong agar berjualan di kantong-kantong pedagang yang disiapkan. Sukardi (35), warga yang menikmati HBKB kemarin, mengatakan, dirinya melihat perubahan yang terjadi dan menyukainya. "Sampah-sampah lebih cepat dibereskan. Sayangnya, tetap saja ada warga yang suka buang sampah sembarangan," katanya. (B06/ART)

------------

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Senin, 27 April 2015, dengan judul "HBKB Tanpa Keriuhan Kampanye Politik"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com