Salah satu siswi yang menjadi korban, FS (15), menceritakan, tersangka mulanya menegur setelah dia turun dari angkutan bersama tiga temannya, yakni AH (15), AT (15), dan AN (15).
Yb tiba-tiba menyatakan bahwa "aura para korban tak bagus". Dengan klaim tersebut, Yb lalu menjanjikan kesembuhan melalui pengobatan.
Teperdaya dengan tersangka, korban lalu menuruti Yb. Padahal, keempatnya juga tak mengenal pelaku.
Setelah tiba di rumah, Yb memanggil satu per satu korban masuk ke dalam kamar. AH (15) yang masuk pertama mulanya diminta berbaring oleh pelaku.
Yb lalu mengangkat baju korban dan mengelus-elus perut korban sambil mengatakan auranya tak bagus. Selesai dengan AH, Yb lalu memanggil FS. [Baca: Pria 60 Tahun Lecehkan 4 Siswi]
Pada korban kedua ini Yb mulai melancarkan aksinya. "Saya setengah sadar dipegang-pegang," kata FS, saat menceritakannya di Komisi Nasional Perlindungan Anak, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (28/4/2015).
Selama tubuhnya digerayangi, FS mengaku Yb menyebut dirinya sudah tidak perawan. Yb mengatakan akan menyembuhkannya.
Seusai melakukan aksinya, Yb melanjutkannya hingga korban ketiga. Di sini tersangka juga menggerayangi tubuh korban. Beruntung, korban keempat menyadari aksi pelaku dan tak mau masuk.
Aksi Yb terhenti setelah korban yang masih berada di dalam mengatakan bahwa orangtuanya menghubungi dan menyuruh pulang. Takut aksinya ketahuan, Yb sempat menyuruh para korbannya tutup mulut.
"Katanya jangan bilang mama, nanti saya bikin gila kamu," ujar FS menirukan ancaman pelaku.
Namun, para korban akhirnya sepakat melaporkan kepada orangtua mereka tentang kejadian tersebut dan membawa masalah hukum itu ke Polres Kabupaten Bogor.
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mengatakan, saat ini kasus tersebut tengah diproses Polres Kabupaten Bogor.
Polisi, kata dia, berjanji untuk menindak bila bukti-buktinya sudah terkumpul. Salah satu saksi korban pada kasus ini masih diperiksa oleh penyidik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.