Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Pesawat Mangkrak, Bandara Soekarno-Hatta Ingin Buat Perjanjian dengan Maskapai

Kompas.com - 27/05/2015, 07:12 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Sebanyak sembilan unit pesawat mangkrak berada di lingkungan Bandara Soekarno-Hatta, tepatnya di area rumput dan lokasi night stop appron (NSA). Keberadaan pesawat mangkrak atau tidak dipergunakan lagi dianggap mengurangi kapasitas apron dan nilai estetika sebuah bandar udara.

Untuk mengantisipasi agar hal serupa tidak terulang lagi di kemudian hari, pihak Bandara Soekarno-Hatta merencanakan untuk membuat perjanjian dengan pihak maskapai penerbangan. Perjanjian ini nantinya akan mengatur ketentuan apa yang harus dilakukan jika ada pesawat mangkrak dari maskapai tersebut yang masih parkir di area bandara.

"Kondisinya, apron kita sangat terbatas. Kalau ada satu pesawat saja di satu apron, itu pasti akan berpengaruh banget. Makanya, membuat perjanjian kedua belah pihak, kita dengan maskapai, jadi pertimbangan penting," kata Senior General Manager Bandara Soekarno-Hatta Zulfahmi, Selasa (26/5/2015) malam.

Zulfahmi menjelaskan, belum ada ketentuan atau aturan yang khusus mengatur tentang pesawat mangkrak di wilayah bandara. Sehingga, solusi dari hal tersebut diupayakan berupa perjanjian yang dibuat bersama dengan pihak maskapai.

Untuk sembilan pesawat mangkrak yang ada sekarang, tambah Zulfahmi, ada kemungkinan untuk dipindahkan atau dimusnahkan. Meski demikian, pihaknya masih terus berusaha untuk menghubungi kurator dari maskapai yang dinyatakan pailit atau badan hukumnya tidak aktif.

"Kita tidak bisa sembarang memindahkan atau memusnahkan juga. Ibaratnya, kayak ada bus yang sudah rusak parkir di terminal. Kita harus temui yang punya dulu nih, baru kita sepakatin bus rusak itu mau diapakan," ujar Zulfahmi.

PT Angkasa Pura II (Persero) memberi batas waktu maksimal tanggal 31 Mei bagi pemilik sembilan pesawat mangkrak untuk menunjukkan bukti administratif kepemilikan pesawat.  

“Apabila tidak ada pihak yang mengambil atau mengakui setelah 31 Mei 2015, kami akan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan instansi atau pihak terkait lainnya untuk mengambil tindakan lebih lanjut. Bisa saja diputuskan untuk memusnahkan pesawat tersebut,” ucap Sekretaris Perusahaan AP II Eko Diantoro.

Dari sembilan unit pesawat mangkrak, delapan pesawat berada di area rumput dan satu unit pesawat terletak di lokasi night stop appron atau NSA. Berikut pesawat-pesawat yang mangkrak tersebut:

No Registrasi Jenis Airline 
1. PK-HNK FJF Gatari 
2. PK-IJK B 737-200 Bouroq
3. PK-IJH B 737-200 Bouroq 
4. PK-IHH HS 748 Bali Air 
5. PK-IHT HS 748 Bali Air 
6. PK-MGH F 28 Merpati 
7. PK-MGM F 28 Merpati 
8. PK-KAP MD 820 Kartika Airlines 
9. PK-KAD B 737-200 Kartika Airlines

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com