Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"PPP Juga Sudah Mengerti kalau Ahok Menginginkan Lulung Dipenjara"

Kompas.com - 04/06/2015, 18:31 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, Riano Ahmad, berkomentar mengenai pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang menyuruh Abraham "Lulung" Lunggana mengurung diri di penjara.

Menurut Riano, Ahok (sapaan Basuki) telah mengintervensi proses penyelidikan polisi dalam kasus pengadaan alat uninterruptible power supply (UPS).

"Ini jelas Ahok mencari-cari kesalahan dan intervensi terhadap polisi karena polisi sudah sangat profesional dalam memeriksa Lulung sebagai saksi. Memang PPP juga sudah mengerti kalau Ahok menginginkan Lulung dipenjara," ujar Riano melalui pesan singkat, Kamis (4/6/2015).

Riano memastikan bahwa Lulung tidak terlibat dalam kasus pengadaan UPS. Bahkan, pengacara tersangka UPS telah mengatakan bahwa AU tidak mengenal dan juga tidak pernah bertemu dengan Lulung.

Riano yakin polisi akan bersikap profesional dalam menyikapi kasus ini. "Enggak mungkinlah polisi nurutin kemauan Ahok agar Lulung dijadikan tersangka. Polisi sangat hati-hati dan obyektif. Tidak sembarangan orang yang tidak salah dijadikan tersangka atau ditahan," ujar Riano.

Sebaliknya, Riano meminta Ahok untuk introspeksi diri karena dinilai melakukan pembiaran dalam kasus pengadaan UPS.

Sebab, pihak eksekutif tidak mencari tahu lebih lanjut perusahaan pemenang lelang pengadaan UPS.

Riano mengatakan, dia berencana untuk menghimpun massa untuk menuntut pembiaran yang dilakukan Ahok. "Tunggu saja tanggal mainnya," ujar Riano.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tertawa mendengar pernyataan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana (Lulung) yang mengimbaunya untuk mengundurkan diri dibanding dimakzulkan melalui proses hak menyatakan pendapat (HMP) oleh DPRD.

Bahkan, dengan santai, Basuki menyindir Lulung yang hingga kini masih berkutat dengan kepolisian dengan dugaan penyalahgunaan pengadaan perangkat UPS melalui APBD Perubahan 2014.

"Ya kalau begitu juga, Pak Lulung, daripada Bareskrim susah-susah panggil kamu repot, lebih baik kamu mengurungkan diri saja ke penjara gitu lho," kata Basuki di Balai Kota, Kamis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com