"Saya selalu nyariin, Pak. Saya telponin. Sampai dagangan saya tutup. Orang pada bilang, nek nanti kalau dia laper juga pulang sendiri. Ini anak bontot, pak," ujar nenek tersebut.
"Iya bu, sekarang masalah ini sudah ditangani polisi. Lain kali, harus lebih ketat dalam mengawasi anak," jawab Sagi.
Nenek tersebut adalah ibu dari salah satu pelaku tawuran di Margahayu, Bekasi. Anaknya saat ini dijadikan saksi oleh polisi terkait kasus pembacokan hingga menyebabkan kematian. Anak nenek tersebut bukan pelaku pembacokan, tapi warga yang ikut tawuran.
Polisi memang memeriksa delapan saksi untuk menyidik kasus pembacokan saat tawuran yang terjadi dini hari kemarin, di Margahayu, Bekasi. Tawuran tersebut terjadi antara warga Margahayu dan Rawasemut.
Dalam tawuran tersebut, DA membacok Yosafat di bagian punggung. Yosafat pun meninggal akibat bacokan tersebut. Penyebab tawuran berujung kematian tersebut hanyalah aksi saling ejek antara kedua kelompok warga.
Kini DA telah mendekam di penjara. Setelah kejadian tawuran tersebut, Sagi mengatakan polisi bersiaga di lokasi tersebut. Hal itu agar tidak terjadi tawuran berikutnya.
Polisi pun akan secara rutin berpatroli ke wilayah tersebut. "Kita antisipasi agar jangan sampai ada aksi balas dendam," ujar Sagi.
Sagi mengatakan, dia telah mengingatkan kepada tokoh-tokoh masyarakat agar menjaga warga mereka, supaya tidak lagi terlibat tawuran. Sagi mengatakan, semua penjagaan tersebut perlu dilakukan, khususnya di wilayah Bekasi Timur. "Karena karakter wilayah Bekasi Timur itu cukup unik ya. Uniknya ada track-trackan (balapan), kadang ada tawuran. Pencurian juga sering. Makanya kita harus intensif menjaga," ujar Sagi.
Kepada masyarakat, Sagi mengimbau untuk selalu memperingatkan anggota keluarga masing-masing. Jangan sampai keluarga dibiarkan pulang hingga larut malam tanpa ada alasan yang jelas. Hal ini karena bisa saja salah satu anggota keluarga sedang terlibat aksi kriminal.
Selain itu, Sagi juga memperingatkan kepada masyarakat untuk tidak terlalu emosional. Khususnya pada bulan Ramadhan ini. Sagi meminta warga untuk memperbanyak kegiatan-kegiatan positif, daripada berkeliaran di luar rumah hingga tengah malam.
"Orangtua harus ingatkan kalau sudah larut malam. Kalau Ramadhan lebih baik di rumah baca Alquran dan sholat sunah," ujar Sagi. "Masing-masing pihak juga harus jaga emosi, jangan mudah terpancing. Warga yang punya anak tolong harus dikasih batas waktu bermain. Ditelepon posisi di mana kalau sudah malam. Dicari. Jangan melepas anak begitu saja karena itu bisa menimbulkan kerawanan," ujar Sagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.