Tidak lama kemudian, para buruh mengangkat kardus-kardus tersebut mengelilingi sebuah pasar. "Iya sejak jalannya dibangun tembok, kita kalau angkut barang jadi muter," ujar Haryadi, salah seorang pekerja, di Pasar Seng, Kamis (25/6/2015).
Jalan Anggrek memang bersebelahan dengan Pasar Seng. Di sana, berdiri banyak toko sembako. Saat ini, di jalan itu berdiri tembok setinggi dua meter sehingga jalan yang menjadi akses ke pasar tertutup.
Di tengah jalan tersebut, terdapat tembok setinggi dua meter yang menutup total akses jalan tersebut. Puing-puing bangunan terlihat jelas di sekitar tembok itu. Bahkan, sebuah tempat cuci piring darurat dibangun di depan tembok tersebut. Tempat cuci itu digunakan warga yang memiliki usaha warung makan di sebelah tembok.
Warga Cikarang, Kabupaten Bekasi, Dede Rusdiah dan istrinya, Yayah, membangun dinding sepanjang 15 meter dengan tinggi dua meter di Jalan Anggrek, Pasar Seng, Cikarang Kota. Dinding tersebut dibangun sebagai aksi protesnya atas penggusuran yang dilakukan di lingkungannya.
"Beberapa bangunan dia kena garuk Satpol PP, padahal dia ngaku itu tanah punya dia. Makanya sama dia jalan ditutup," ujar salah seorang warga, Rahmat, di Cikarang, Rabu (24/6/2015).
Sementara, Dede sendiri tidak bersedia untuk berkomentar mengenai dinding yang dia bangun tersebut. Atas adanya dinding itu, pengendara motor menjadi tidak bisa mengakses jalan tersebut. [Baca: Kesal Bangunannya Dihancurkan, Dede Bangun Tembok di Jalan Raya]
Para pengendara motor pun harus memutar melewati gang-gang sempit untuk melanjutkan perjalanan mereka. Jalan Anggrek sendiri biasanya digunakan oleh warga agar terhindar dari kemacetan di Jalan Yos Sudarso.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.