Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/06/2015, 12:42 WIB

Catatan Kaki Jodhi Yudono

Seperti orang kalap, Nek membabat habis santapan di meja makan. Juha dan Kokom yang melihat tingkah anaknya itu cuma mesem saja. Sebab, perkara 'mengumbar nafsu' makan seperti yang kini dilakukan oleh Nek juga pernah dilakukan oleh mereka saat masih anak-anak.

"Biarin aja, biar dia bisa belajar dari pengalaman," bisik Juha kepada Kokom.
"Kasihan dong Bang, ntar perutnya sakit."
"Percuma juga diingetin, ntar malah kita yang dianggap pelit."

Akhirnya sepasang suami-isteri itu pun sepakat membiarkan anak lanangnya menyapu makanan buka puasa di meja.

"Ayo tambah lagi, Nek," ujar Juha, seperti mendukung.

Nek cuma tersenyum.

"Ayo, jangan sungkan-sungkan. Kolak dan bakso di panci masih ada kok, Nek," tambah Mama Kokom.
"Korma, kismis, buah tin, juga masih ada tuh," sambung Juha.
"ikan tongkol masakan mami juga masih banyak tuh di panci," Kokom menimpali.
"Udah cukup Ma," sahut Nek sambil nyengir kecut.
"Kenapa?" tanya Kokom dan Juha hampir berbarengan seraya menahan senyum.
"Perut sakit..." Nek meringis.
"Abang sih, kasihan kan si Nek sampe meringis kesakitan gitu..." bisik Kokom.
"Sini papa obatin," kata Juha seraya mengambil centong nasi.
"Apaan sih papa, tahayul tau..." ujar Kokom.
"Dulu waktu papa seusia kamu, kakekmu juga mengobati perut papa yang kekenyangan dengan centong. Gak percaya, sini deh. Gak bayar ini..."

Juha langsung menggaruk perut anaknya dengan centong seperti menciduk nasi dari bakul. Sambil menggaruki perut Nek, Juha pun bicara lembut kepada anaknya. Juha bilang, apa yang dilakukan oleh Nek adalah kewajaran seorang anak yang masih mengandalkan nafsunya ketimbang pikiran dan hatinya.

"Seolah-olah nggak ada lagi hari esok, makanya semua disikat. Sekarang kamu sudah tahu, bahwa kelewat kenyang juga nggak enak. Padahal waktu kamu makan secukupnya tadi, pasti kamu merasakan nikmatnya bakso, nikmatnya kolak, nikmatnya seteguk teh hangat.."
"Iya, Pah.."
"Apa yang kamu lakukan tadi adalah bentuk keserakahan. Tahu kamu arti serakah? Serakah itu selalu hendak memiliki lebih dari yg dimiliki."

Nekara diam, perutnya masih bergolak. Juha masih setia menggaruk perut Nek dengan centong, sementara Kokom mencuci perkakas masak.

"Assalamu'alaikum," suara seseorang yang sudah dihafal seisi rumah mengejutkan lamunan anak beranak yang sedang asyik dengan pikirannya masing-masing.
"Om Don," pekik Nek.
"Masuk, pintu nggak dikunci," agak keras suara Juha mempersilakan Don masuk.
"Mau numpang buka ah..." ujar Don langsung mengambil gelas dan menuanginya dengan air teh hangat dari teko.
"Langsung makan aja Don."
"Kenapa kamu Nek? Hahaha... Lagi dikuras ya isinya," kata Don sambil tangan kanannya mengambil nasi dan lauk pauk.
"Emang bahaya ya Om kalau kekenyangan gini?" tanya Nek.
"Semua yang berlebihan itu berbahaya bagi kehidupan. Berlebihan kerja, berlebihan makan, berlebihan nyari duit, semua membahayakan. Termasuk kekenyangan saat buka puasa, itu juga membahayakan," tutur Don.

Kawan Juha itu pun mencontohkan, belum lama ini lebih dari 100 orang menderita sakit perut dirawat di rumah sakit Abu Dhabi Burjeel di Uni Emirat Arab setelah makan berlebihan selama Ramadan, Morocco World News melaporkan, Rabu (23/6/15).

Keadaan darurat terjadi di rumah sakit ini, ketika lebih dari 100 pasien dirawat selama hari-hari pertama Ramadhan. Kebanyakan dari mereka menderita sakit perut dan kekenyangan.
Sebagian besar kondisi umum pasien adalah gastritis, peradangan akut pada selaput perut dan gastroenteritis, yang merupakan infeksi bakteri perut.

"Menurut spesialis pengobatan darurat di Rumah Sakit Burjeel Dr. Mohamed Magdi, Gastritis dapat disebabkan oleh jenis makanan yang dimakan dalam porsi besar setelah puasa sepanjang hari," imbuh Don.

"Moga-moga kamu bisa memetik pelajaran dari peristiwa hari ini ya Nek," timpal Juha.
"Iya, Pah. Nek gak lagi-lagi deh."
"Manusia butuh makanan untuk hidup. Tapi, hidup bukanlah hanya untuk makan. Makan berlebihan hingga kekenyangan, bukan hanya buruk bagi kesehatan tapi juga rentan penyakit," Don menasihati.
"Kamu tahu Nek, kenapa manusia itu serakah?" tanya Don.
Nekara menggeleng.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Megapolitan
Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Megapolitan
Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Megapolitan
Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Megapolitan
Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Megapolitan
2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

Megapolitan
Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Megapolitan
Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Megapolitan
Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Megapolitan
Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Megapolitan
Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Megapolitan
Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com