"Saya ini orang organisasi dan sportif, jadi tidak ada salahnya ya datang ke sini," kata Nandar, Jumat (3/7/2015).
Nandar mengaku sudah lama bekerja sama dengan Ratna. Menurut dia, Ratna merupakan salah satu kader terbaik yang dimiliki Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI. Sebab, Ratna sebelumnya pernah menjadi Kepala Suku Dinas Pertamanan serta Kepala Bidang Taman Kota.
"Alhamdulillah dia tesnya bagus dan kepilih (jadi Kepala Dinas Pertamanan DKI). Kalau saya sekarang masuk ke Badan Diklat saja, rajin-rajin baca, belajar, supaya saya bisa kembali lagi (jadi pegawai Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI)," kata Nandar.
Basuki sebelumnya berulang kali memarahi serta mengancam posisi Nandar. Puncak kemarahannya ketika Basuki menemukan banyak sampah berserakan di atas taman di median Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat.
Basuki melaporkan hal ini kepada Nandar dan berulang kali terlontar jawaban yang tidak memuaskan Basuki. Pertama, Nandar beralasan bahwa sampah yang berserakan di atas taman tersebut bukanlah tupoksi (tugas pokok fungsi) Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI.
Kemudian kedua, Nandar mengatakan bahwa standar Basuki terlalu tinggi atas hal tersebut. Kekecewaan Basuki lainnya ketika mengetahui banyak sampah berserakan di atas makam tak terurus di Taman Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta Pusat. Ia kesal karena petugas pemakaman hanya membersihkan makam ketika diberi upah oleh keluarga pemilik makam.