"Besok enam pasien akan operasi untuk angkat jaringan kulit yang mati akibat luka bakar," ujar Kepala Unit Luka Bakar RSCM Aditya Wardan di RSCM, Sabtu (11/7/2015).
Aditya mengatakan, keenam korban ini merupakan korban yang memiliki kondisi tubuh paling siap untuk menghadapi operasi. Pada akhirnya, seluruh pasien korban kebakaran Mandom di RSCM akan dioperasi.
Hari pelaksanaan operasi tergantung kesiapan tubuh masing-masing korban. Aditya mengatakan kondisi keenam korban yang akan dioperasi memang memiliki luka paling lebar. Meskipun, dia mengakui luka seluruh korban sama-sama berat dan membutuhkan perawatan serius.
Aditya mengatakan setelah menjalankan proses operasi, keenam korban nanti juga tidak bisa langsung pulih. Serangkaian proses penyembuhan harus dilakukan lagi.
"Jadi ini bukan seperti operasi kecelakaan biasa yang setelah operasi beberapa hari kemudian bisa pulang. Tidak bisa begitu," ujar Aditya.
Idealnya, lanjut Aditya, korban yang memiliki luka bakar 1 persen di tubuhnya membutuhkan waktu satu hari untuk memulihkan tubuh. Jika luka bakar yang dialami sebanyak 30 persen, proses pemulihan mencapai satu bulan. Aditya mengatakan luka bakar yang dialami seluruh korban kebakaran PT Mandom bervariasi dari 30 sampai 70 persen.
"Idealnya luka 1 persen itu 1 hari," ujar Aditya.
Kebakaran yang terjadi di pabrik PT Mandom yang terletak di Kawasan Industri MM 2100 Cibitung, Jawa Barat, Jumat (10/7/2015) siang, mengakibatkan lima orang tewas mengenaskan. Lima korban tewas tersebut mengalami luka bakar hingga 100 persen. Polisi membuka posko ante mortem di Mapolres Bekasi yang dipimpin Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Metro Jaya.
Sementara itu, sekitar 50 orang mengalami luka bakar serius. Sebanyak 20 korban kebakaran yang mengalami luka paling parah dipindahkan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang memiliki peralatan lebih lengkap. Kebakaran tersebut diduga akibat kebocoran gas di ruang produksi. Akibatnya, bangunan di ruang produksi hancur total.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.