Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaca Mobil Gelap Bisa Selamatkan Anda dari Incaran Komplotan Pencuri

Kompas.com - 14/07/2015, 10:19 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Mayoritas korban pencurian modus ban kempis memiliki mobil dengan kaca transparan. Dengan demikian, pelaku yang kerap mengendarai sepeda motor dapat memantau langsung barang bawaan korban yang ada di mobilnya.
 
"Biasanya kaca mobil korban itu transparan. Jadi, kelihatan dari luar, dia bawa apa saja," ungkap Kapolsektro Penjaringan Ajun Komisaris Besar Ruddi Setiawan saat dikonfirmasi, Senin (13/7/2015).
 
Selain itu, kata Ruddi, korban yang mengendarai mobilnya seorang diri juga menjadi target para pelaku. Artinya, semakin sedikit penumpang yang ada di mobil, maka semakin besar peluang pelaku kriminalitas untuk melancarkan aksinya.
 
"Kebanyakan korban sih nyetir sendiri, khususnya perempuan. Lebih mudah bagi pelaku untuk mengalihkan perhatian korban. Jadi, ada banyak kesempatan untuk mengambil barang berharga milik korban," ujar Ruddi.
 
Terkait teknis pelaku dalam beraksi, menurut Ruddi, mereka kerap berkomplot dengan jumlah empat hingga enam orang. 
 
Awalnya, satu atau dua pelaku mengendarai sepeda motor dan mencoba menyalip kendaraan korban sambil memperhatikan barang bawaan yang ada di dalamnya. 
 
Setelah meyakini ada barang berharga di dalam mobil targetnya, pelaku pun mengalihkan perhatian dengan memberi tanda kepada korban bahwa ban mobilnya kempis.
 
"Harapannya, korban berhenti dan mengecek ban mobilnya, lalu komplotan lain datang dengan motor, seolah pengguna jalan yang ingin menolong," kata dia.
 
Korban pun biasanya segera menghentikan mobilnya dan membuka pintu, kemudian turun untuk memeriksa kondisi ban yang dimaksud pelaku. 
 
Saat itu, jika mobil menggunakan sistem central lock, maka pintu-pintu lain secara otomatis tidak terkunci. 
 
Saat itulah, tiap-tiap anggota komplotan akan beraksi sesuai peran masing-masing. Tak jarang, ada empat hingga lima pelaku mencoba menghampiri korban dan berupaya mengalihkan perhatian. 
 
Sementara itu, pelaku lainnya akan mencuri barang berharga yang ada di dalam mobil secara diam-diam.
 
"Yang paling utama tugas pelaku itu mengalihkan perhatian korban, kemudian berusaha mengulur sampai barang yang diincar berhasil diambil. Waktu yang dibutuhkan biasanya tidak lama, yakni 2-3 menit, supaya korban tidak curiga," ujar mantan Kasubdit Indag Ditreskrimsus Polda Metro Jaya tersebut.
 
Jenis mobil yang menjadi target pelaku, lanjut Ruddi, biasanya adalah Mercedes, BMW, serta model-model premium Toyota, seperti Fortuner dan Alphard.
 
"Alasannya, semakin mewah, barang yang dibawa korban tentu semakin mahal. Selain itu, mobil ukuran rendah, seperti sedan, tentu lebih memudahkan mereka untuk memantau apa yang ada di dalam mobil," ujar Ruddi.
 
Aksi tersebut, kata Ruddi, sudah direncanakan matang oleh komplotan pelaku sehingga dapat dilakukan dengan lancar dan dalam waktu singkat.
 
Begitu juga soal tempat kejadian perkara (TKP), korban akan diarahkan ke lokasi yang memudahkan para pelaku untuk melarikan diri. Dengan begitu, saat aksinya gagal, mereka dapat kabur sebelum korban sempat meminta pertolongan. 
 
Untuk itu, Ruddi memberikan beberapa imbauan kepada sejumlah pengguna jalan agar dapat terhindar dari kejahatan bermodus ban kempis tersebut.
 
Pertama, hindari berkendara seorang diri, khususnya perempuan. Pengendara bisa meminta teman atau kerabat untuk menemani saat bepergian pada waktu-waktu tertentu, seperti saat malam hari.
 
Lalu, jangan mudah percaya saat diminta berhenti di jalan-jalan yang sepi atau rawan. Tetap tenang dan jalankan mobil seperti biasa. Kondisi ban mobil yang kempis dapat dirasakan saat berkendara. Jika ban memang kempis, mobil pasti akan terasa berat sebelah atau bergoyang-goyang.
 
Kemudian, hindari peletakan barang-barang berharga di tempat yang mudah terlihat dari luar mobil, baik di dashboard, jok, maupun lantai mobil. Simpan di tempat yang tidak terjangkau mata sehingga dapat menghindari aksi pencuri yang memecahkan kaca.
 
Jika memang ban mobil terasa bermasalah, cari tempat yang aman untuk memeriksa kondisinya. Baik itu kantor polisi, tempat parkir di pusat perbelanjaan, maupun perkantoran yang memiliki petugas keamanan.
 
Sebelum menghentikan atau menepikan mobil, perhatikan lingkungan sekitar, apakah ada orang yang mencurigakan atau tidak. 
 
Saat akan memeriksa kondisi ban, tetap lakukan langkah preventif dengan mengunci pintu mobil, meski berada di lingkungan yang dinilai aman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com