Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Terawatnya Tanaman di Jakarta Utara

Kompas.com - 24/07/2015, 11:05 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Taman di sepanjang jalan di wilayah Jakarta Utara dipenuhi tanaman yang seharusnya mempercantik jalanan. Namun, hampir sebagian besar tanaman tersebut layu dan tak terawat.

Ternyata, ada warga yang memperhatikan hal ini. Dia adalah Dono, warga Sunter, Jakarta Utara. Dia mempertanyakan kerja pemerintah kota dalam menangangi tanaman tersebut.

"Memang ada tanamannya di sepanjang jalan. Tapi tidak terawat. Pemerintah (Sudin Pertamanan) kok diem aja?" kata Dono (37), Jumat (24/7/2015).

Dono bahkan menantang Kompas.com untuk mengecek langsung kondisi tanaman yang ada. Menurut dia, tanaman yang ada tidak hanya rusak, tapi Banyak juga yang layu dan mati.

"Kalau dipegang daunnya, ada bekas debu dan polusi yang cukup tebal dari kendaraan. Kelihatan banget jarang disiram," ujarnya.

Santi (24), warga lainnya, mengatakan, di beberapa titik jalan yang ditanamin tanaman hias, tidak dapat dikenai warna daunnya. Khususnya di sepanjang jalan RE Martadinata, Tanjung Priok.

"Saya lihat warna daunnya item (hitam). Enggak tau juga itu warna asli apa bukan," ujar Santi.

Menurut dia, intensitas mobil trailer pengangkut kontainer dan kendaraan lainnya cukup tunggi. Sementara mobil penyiram taman jalan justru jarang terlihat.

"Kontainer tiap hari lewat, tapi kalau mobil penyiram tanaman, belum tentu sehari datang," ujarnya.

Sementara itu, salah satu petugas penyapu jalan, Minah (55), juga membenarkan terkait ketiadaan truk penyiram tanaman tersebut. Perempuan paruh baya yang bertugas di kawasan Jalan Yos Sudarso tersebut bahkan tidak ingat kapan terakhir kali truk penyiram taman menjalankan fungsinya.

"Sudah lupa kapan terakhir kali disiram. Mungkin truknya rusak," ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Sudin Pertamanan dan Penanaman Jakut, Agustin Pudjieastuti, tidak membantah minimnya truk penyiram tanaman. Pudji mengaku, Pemkot Jakut hanya memiliki dua unit truk yang aktif untuk penyiram seluruh taman di jalan yang ada di Kecamatan.

"Sebetulnya Sudin punya tiga truk, tapi rusak satu. Tiap kecamatan juga punya truk (penyiram), masing-masing satu. Tapi semua truk yang dari kecamatan juga rusak," ujarnya.

Rata-rata kerusakan truk disebabkan faktor pemakaian yang sudah lewat sehingga berimbas pada mesin yang tidak dapat berfungsi optimal.

"Kebanyakan truk yang ada sudah tua dan karatan. Ada juga yang mesinnya sudah tak bisa digunakan lagi. Dengan keterbatasan itu, ngga cukup untuk menyiram seluruh taman jalan yang ada di Jakut," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com