Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Dewan Transportasi soal "Keanehan" Bus Transjakarta Scania

Kompas.com - 10/08/2015, 12:16 WIB
Aldo Fenalosa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) menilai tidak ada keanehan pada bus transjakarta merek Scania yang belakangan ini disebut-sebut tidak sesuai dengan spesifikasi awal yang dipesan PT Transjakarta.

Ketua DTKJ, Ellen Tangkudung mengungkapkan hal itu bisa jadi hanya kelalaian administrasi saat pengujian kir bus asal Swedia itu.

"Kalau tulisan angkutan barang saya menduga itu masalah stikernya saja. Yang saya lihat sejauh ini soal keterangan di stiker itu mobil barang, mungkin stikernya habis. Jadi kayaknya enggak mungkin kan yang datang wujudnya jelas-jelas bus tetapi dianggap angkutan barang. Jadi mungkin karena tiker untuk busnya habis untuk sementara pakai stiker lain dulu," kata Ellen kepada Kompas.com, Senin (10/8/2015).

Awalnya, dugaan keanehan spesifikasi muncul karena stiker uji kir bus tersebut menerangkan kapasitasnya hanya untuk 39-41 penumpang. Padahal menurut PT Transjakarta, kapasitas bus gandeng itu mencapai 140 orang.

Pada Sabtu (8/8/2015), Direktur Utama PT Transjakarta Antonius Kosasih mengatakan bahwa stiker kir yang telah dikeluarkan Unit Pengelola (UP) Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) Dinas Perhubungan DKI Jakarta salah peruntukan.

DTKJ pun siang ini akan bertemu UP PKB Dishub DKI Jakarta guna mengkonfirmasi dugaan kesalahan tersebut.

"Cuma ya itu saya belum bisa berpendapat mengapa keterangan kapasitas nya kok cuma segitu, apakah yang salah di peralatan kita memang tidak bisa atau apa. Siang ini baru akan kita konfirmasi ke pihak UP PKB yang bersangkutan langsung," kata Ellen.

Dari amatan Kompas.com, kapasitas 1 unit bus transjakarta merk Scania itu memang bisa dipadati oleh lebih dari 100 penumpang. Sebanyak 35 kursi penumpang tersedia di dalam bus itu, 14 kursi di ruang khusus perempuan, 19 kursi di badan bus bagian belakang, dan 2 kursi untuk penyandang disabilitas.

Di ruang paling depan 1 kursi untuk pengemudi dan kursi untuk petugas pendamping. Bila ditambah dengan penumpang yang berdiri, kapasitas bus tersebut memang bisa mencapai 140 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com