Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Dana Rehab SMA 19 Capai Rp 49 Miliar?

Kompas.com - 14/08/2015, 14:18 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Dinas Pendidikan DKI Arie Budiman menduga dana rehab SMA Negeri 19 di Tambora, Jakarta Barat, bisa memiliki nilai yang begitu fantastis tepatnya Rp 49 miliar karena sekolah tersebut termasuk dalam bangunan cagar budaya. Karena itu, proses renovasinya harus dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak bentuk asli bangunan.

"Sekolah tersebut merupakan bangunan cagar budaya, tentu diperlukan kehati-hatian untuk bisa mempertahankan beberapa bangunan yang ada. Mungkin pertimbangannya demikian kenapa kemudian dana rehab seolah-olah tinggi," ujar Arie di Balai Kota DKI, Jumat (14/8/2015).

Arie mengatakan, bangunan SMA Negeri 19 juga bergabung dengan SD dan SMP lain. Totalnya, ada lima sekolah yang menggunakan gedung tersebut. Hal itu, kata Arie, mungkin menjadi salah satu alasan besarnya dana rehab.

Arie mengatakan, rehab SMA Negeri 19 ini merupakan perencanaan tahun lalu sebelum dia menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan.

"Saat masa saya, saya diperintahkan untuk melakukan efisiensi," ujar Arie.

Saat ini, proses rehab sekolah tersebut memang ditunda. Hal ini karena mempertimbangkan dananya yang terlalu besar dan belum bisa masuk pelelangan. Arie mengatakan akan melakukan penghitungan ulang agar dana rehab bisa lebih tepat dan efisien.

Sebelumnya, Basuki mengaku menemukan banyaknya upaya penggelembungan anggaran program rehab sekolah. Karena itu, Basuki meminta konsultan untuk menganalisis ulang.

"Masuk akal enggak (anggaran) rehab sekolah, satu sekolah Rp 30 miliar-Rp 50 miliar. Itu mau rehab apa bangun kampus?" kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

NIK KTP Bakal Dijadikan Nomor SIM Mulai 2025, Korlantas Polri: Agar Jadi Satu Data dan Memudahkan

NIK KTP Bakal Dijadikan Nomor SIM Mulai 2025, Korlantas Polri: Agar Jadi Satu Data dan Memudahkan

Megapolitan
8 Tempat Makan dengan Playground di Jakarta

8 Tempat Makan dengan Playground di Jakarta

Megapolitan
Pegi Bantah Jadi Otak Pembunuhan, Kuasa Hukum Keluarga Vina: Itu Hak Dia untuk Berbicara

Pegi Bantah Jadi Otak Pembunuhan, Kuasa Hukum Keluarga Vina: Itu Hak Dia untuk Berbicara

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria Paruh Baya Pemerkosa Anak Disabilitas di Kemayoran

Polisi Tangkap Pria Paruh Baya Pemerkosa Anak Disabilitas di Kemayoran

Megapolitan
Pengamat: Jika Ahok Diperintahkan PDI-P Maju Pilkada Sumut, Suka Tak Suka Harus Nurut

Pengamat: Jika Ahok Diperintahkan PDI-P Maju Pilkada Sumut, Suka Tak Suka Harus Nurut

Megapolitan
Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Dalam Toren Air di Pondok Aren

Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Dalam Toren Air di Pondok Aren

Megapolitan
Polisi Dalami Keterlibatan Caleg PKS yang Bisnis Sabu di Aceh dengan Fredy Pratama

Polisi Dalami Keterlibatan Caleg PKS yang Bisnis Sabu di Aceh dengan Fredy Pratama

Megapolitan
Temui Komnas HAM, Kuasa Hukum Sebut Keluarga Vina Trauma Berat

Temui Komnas HAM, Kuasa Hukum Sebut Keluarga Vina Trauma Berat

Megapolitan
NIK KTP Bakal Jadi Nomor SIM Mulai 2025

NIK KTP Bakal Jadi Nomor SIM Mulai 2025

Megapolitan
Polisi Buru Penyuplai Sabu untuk Caleg PKS di Aceh

Polisi Buru Penyuplai Sabu untuk Caleg PKS di Aceh

Megapolitan
Tiang Keropos di Cilodong Depok Sudah Bertahun-tahun, Warga Belum Melapor

Tiang Keropos di Cilodong Depok Sudah Bertahun-tahun, Warga Belum Melapor

Megapolitan
Polri Berencana Luncurkan SIM C2 Tahun Depan

Polri Berencana Luncurkan SIM C2 Tahun Depan

Megapolitan
Caleg PKS Terjerat Kasus Narkoba di Aceh, Kabur dan Tinggalkan Istri yang Hamil

Caleg PKS Terjerat Kasus Narkoba di Aceh, Kabur dan Tinggalkan Istri yang Hamil

Megapolitan
'Call Center' Posko PPDB Tak Bisa Dihubungi, Disdik DKI: Mohon Maaf, Jelek Menurut Saya

"Call Center" Posko PPDB Tak Bisa Dihubungi, Disdik DKI: Mohon Maaf, Jelek Menurut Saya

Megapolitan
Polisi: Ada Oknum Pengacara yang Pakai Pelat Palsu DPR

Polisi: Ada Oknum Pengacara yang Pakai Pelat Palsu DPR

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com