Menurut Arie, perencanaan rehab bangunan SMA 19 dilakukan tahun lalu, bersamaan dengan perencanaan rehab bangunan sekolah lainnya.
"Perencanaan dilakukan tahun 2014, sebelum saya (di Dinas Pendidikan)," kata Arie kepada Kompas.com, Kamis (13/8/2015).
Arie mengaku kurang mengetahui pasti penyebab besarnya nilai anggaran rehab SMA Negeri 19. Namun, ia menengarai hal itu disebabkan SMA 19 merupakan bangunan cagar budaya. Selain itu, pada lokasi yang sama juga terdapat bangunan SD dan SMP.
"Jadi, memang di situ sebenarnya bukan cuma satu sekolah saja, tetapi ada SD dan SMP juga," ujar Arie.
Arie mengaku sudah menjalankan instruksi dari Gubernur Basuki Tjahaja Purnama untuk melakukan penghitungan ulang terhadap semua proyek rehab di Jakarta.
Ia menyebut rehab bangunan SMA 19 menjadi salah satu proyek yang mengalami penundaan hingga awal tahun depan. Sebab, bila dipaksanakan tahun ini, kemungkinan besar rehab bangunan SMA 19 tidak bisa selesai sesuai yang ditargetkan.
Namun, ia menegaskan, penundaan rehab sekolah tidak berlaku menyeluruh terhadap semua sekolah. "Karena dihitung ulang, maka harus dilakukan lagi lelang. Kalau kira-kira tidak bisa selesai tahun ini, Bappeda memutuskan dimulai tahun depan saja," ucap Arie.
Sebelumnya, Basuki mengaku menemukan banyaknya upaya penggelembungan anggaran program rehab sekolah. Karena itu, Basuki meminta konsultan untuk menganalisis ulang.
"Masuk akal enggak (anggaran) rehab sekolah, satu sekolah Rp 30 miliar-Rp 50 miliar. Itu mau rehab apa bangun kampus?" kata dia di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (12/8/2015).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.