Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan SMA Negeri 19 Belum Direhabilitasi

Kompas.com - 13/08/2015, 19:12 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Sarana dan Prasarana SMA Negeri 19 Jakarta Faridah mengungkapkan, pihak sekolah sudah berulang kali mengajukan usulan rehabilitasi berat ke Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Hal itu dilakukan karena kondisi gedung SMA Negeri 19 yang jadi satu dengan SMP Negeri 63 dan SD Negeri Tambora 01, 02, dan 03 itu sudah banyak kerusakan dari segi fisik bangunan.

Baca: Berusia 1 Abad, SMAN 19 Belum Direhabilitasi

"Sekolah sudah sering ke Dinas Pendidikan, tapi berulang kali enggak dapat kesepakatannya. Rapatnya juga sama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) karena bangunan sekolah ini termasuk cagar budaya," kata Faridah kepada Kompas.com, Kamis (13/8/2015).

Menurut Faridah, dari sekian pertemuan yang dilakukan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan masih ragu untuk mengizinkan rehab. Padahal, sudah beberapa kali ada kejadian atap bangunan roboh hingga mengenai murid yang sedang belajar.

Bangunan sekolah di sana awalnya merupakan sekolah modern pertama yang bernama Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pa Hua pada 17 Maret 1901. Usia gedung tersebut juga sudah mencapai umur 104 tahun.

Tahun 2015 sendiri, tepat 49 tahun berdirinya SMA Negeri 19 setelah status sekolah Pa Hua dijadikan sekolah negeri oleh pemerintah di saat itu. Kondisi fisik bangunan sudah rusak di banyak bagian, terutama atap bangunan dan lantai yang mulai keropos. Perbaikan terhadap atap yang kerap bocor ketika hujan selama ini hanya menggunakan dana operasional sekolah, seperti BOS.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com