Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya Sewa Rusun Beratkan Warga Kampung Pulo

Kompas.com - 21/08/2015, 11:24 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga Kampung Pulo, Jakarta Timur, merasa, biaya sewa unit di Rumah Susun Jatinegara Barat sebesar Rp 300.000 memberatkan mereka. Pasalnya, umumnya, warga menggantungkan hidup pada profesi sebagai pedagang kaki lima di Pasar Jatinegara.

Salah satunya adalah Imas (24), warga RT 09 RW 02, Kampung Pulo. Imas mengatakan, biaya sewa Rp 300.000 itu pun belum ditambah dengan biaya lain, seperti biaya listrik dan air.

"Jadi, ada uang listrik sama air," kata Imas, Jumat (21/8/2015).

Dibanding tinggal di rusun, Imas lebih memilih menempati rumah warisan orangtua di pinggir Sungai Ciliwung. Meski kerap berhadapan dengan banjir, rumah tersebut baginya lebih nyaman dibanding di rusun.

"Sebenarnya lebih enak di sini. Sejelek-jeleknya juga rumah sendiri, enggak harus bayar. Banjir enggak jadi masalah soalnya suami sudah dari kecil tinggal di sini," ujar Imas.

Sementara itu, Rohmah (51), warga RT 09 RW 02 lainnya, juga mengutarakan hal senada. Wanita yang berprofesi sebagai pedagang daging keliling di Kampung Pulo itu keberatan dengan biaya sewa rusun.

"Dibilang berat ya berat, memang kita mau apa? Pasrah saja. Mau ngomong apa juga enggak bisa," ujar Rohmah.

Ketua RW 02 Kampung Pulo, Kamaludin, juga pernah menyampaikan bahwa warga Kampung Pulo sebagian besar adalah pedagang atau wirausaha. Ada yang mendirikan tempat dagang kaki lima dan berjualan di depan rumah, dan ada yang bekerja sebagai pedagang di Pasar Jatinegara. Relokasi pemerintah ke rusun, menurut dia, menghancurkan mata pencaharian warga.

Sementara itu, Nurdin (48) warga RT 04 RW 03 yang bekerja sebagai sopir di Pasar Jatinegara mengatakan, penghasilannya tak menentu.

Ada kalanya, saat ramai pelanggan yang mencarter sewa mobil, dia bisa mendulang rezeki. "Kalau lagi rame, sehari bisa Rp 200.000, tapi kalau lagi sepi, seminggu kita bisa enggak ada penghasilan," ujar Nurdin.

Menurutnya, sebagian besar warga Kampung Pulo berprofesi sebagian sebagai pedagang. Ada yang berjualan depan rumah seperti membuka warung kopi dan gorengan, ada pula yang menjadi kuli di pasar.

"Nah, jadi kuli itu juga enggak nentu. Paling jago sehari dia dapat Rp 80.000. Kalau lagi sepi syukur-syukur bisa dapat Rp 15.000 sampai Rp 20.000," ujar Nurdin.

Sehingga dirinya mengatakan, biaya sewa rusun Rp 300.000 perbulan, ditambah sewa listrik dan air, dirasanya memberatkan. "Kalau bisa gratisnya jangan tiga bulan, tapi dua tahun," ujar Nurdin.

Menurut pantauan Kompas.com, warga Kampung Pulo yang bermukim sekitar 15 meter dari bibir Sungai Ciliwung sudah mulai mengosongkan tempat tinggal mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com