Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Pelambatan Ekonomi, Daya Beli Warga Terus Turun

Kompas.com - 26/08/2015, 22:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Naiknya harga bahan pangan termasuk sayuran, tempe, tahu, dan daging ayam maupun daging sapi diikuti dengan daya beli masyarakat yang turun. Pembeli mengurangi pembelian bahan makanan.

Siti, penjual nasi di daerah Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu (26/8), merasakan hal itu. "Harga bahan makanan naik semua. Jadi bingung saya mau jualan. Soalnya, yang beli makanan itu orang-orang enggak mampu juga," katanya.

Keluhan Siti terkait mahalnya beberapa bahan pangan di pasar-pasar tradisional. Cabai rawit merah, misalnya, naik dari Rp 30.000 menjadi Rp 80.000 per kilogram. Harga buncis juga melonjak dari Rp 13.000 menjadi Rp 20.000 per kg. Harga tempe juga naik dari Rp 2.000 menjadi Rp 3.000 per potong.

Adapun harga ayam mencapai Rp 35.000 per ekor, dari harga awal Rp 32.000. Daging sapi sudah bertengger lama di harga mahal, Rp 120.000 per kg.

Siti mengatakan, ada sebagian bahan makanan yang bisa didapatkannya dengan harga tetap karena dibeli langsung dari produsennya, seperti tahu dan tempe. Hanya saja, ukuran tahu dan tempe dikecilkan oleh perajinnya agar harga jual tidak naik.

Untuk menyiasati kondisi ini, Siti menaikkan harga jual nasi-sayur Rp 1.000 per porsi. Selain itu, dia tidak lagi melayani pembelian sayur di bawah Rp 3.000 per porsi.

Imam, penjaga minimarket dan pelanggan warung nasi, berharap, harga jual makanan masih tetap. Sebab, dia belum mendapatkan kenaikan pendapatan.

"Upah saya masih sesuai upah minimum provinsi. Enggak ada tambahan lagi. Itu saja sudah ngepas untuk hidup sehari-hari. Sekarang, harga nasi-sayur sudah mulai naik. Kalau harga enggak naik, porsinya dikurangi," ujarnya.

Untuk mengurangi pengeluaran, Imam memilih membeli sayur dan lauk, serta memasak nasi di rumah selepas kerja. Namun, saat giliran kerja, mau tidak mau dia jajan nasi sayur di warung yang ada di sekitar tempat kerjanya.

Jangan berulang

Ketua Primer Koperasi Tahu Tempe Indonesia Bogor, Mochtar Sarie, sebelumnya menekankan agar krisis ketersediaan kedelai jangan berulang.

"Jangan berulang," kata Mochtar. Situasi harga kedelai impor saat ini yang Rp 7.250 per kg harus dipertahankan. Jika naik signifikan, industri tahu-tempe yang mayoritas skala mikro, kecil, dan menengah akan terguncang dan mogok.

Saat ini, stok kedelai untuk hampir 115 pengusaha tahu tempe di Bogor masih cukup untuk sebulan mendatang. Setiap minggu, koperasi menerima pasokan 100 ton kedelai untuk kemudian disebarkan bagi hampir 115 pengusaha di Bogor.

Harga tahu tempe di pasar tradisional belum terpengaruh. Komoditas ini masih mudah dijumpai dalam kondisi mentah di pasar atau siap konsumsi di warung makan.

Seorang pedagang tahu tempe di Pasar Kebon Kembang, Maulana, mengatakan, sangat berharap pemerintah mampu mengendalikan harga bahan makanan dan minuman. Konsumen bingung saat pedagang daging sapi dan daging ayam mogok sehingga komoditas sulit didapat.

"Bakalan kacau kalau sampai tahu-tempe juga kena," katanya. Tahu dan tempe diketahui sebagai pangan murah dan sumber protein yang mudah didapatkan rakyat kebanyakan. (Ambrosius Harto dan Agnes Rita Sulistyawaty)

____________________________________
Berita ini juga tayang pada Kompas Siang edisi Rabu, 26 Agustus 2015. Berikut ini tautannya: 
Dampak Pelambatan Ekonomi, Daya Beli Warga Terus Turun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

Megapolitan
Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Megapolitan
Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Megapolitan
Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Megapolitan
Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Megapolitan
Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Megapolitan
Penerimaan Mahasiswa STIP Dimoratorium, Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Dilanjutkan

Penerimaan Mahasiswa STIP Dimoratorium, Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Dilanjutkan

Megapolitan
Muncul Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Pelajar SMK Lingga Kencana

Muncul Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Pelajar SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com