Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Dibaca Lengkap, Buku "Program Pelajar Jakarta Berkarakter" Justru Tegaskan Keberadaan Tuhan

Kompas.com - 03/09/2015, 08:30 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejak Rabu kemarin, media sosial dihebohkan dengan munculnya foto-foto yang menampillan tulisan yang dinilai menyudutkan kepercayaan terhadap keberadaan Tuhan dan ajaran agama. Pada foto yang tersebar, disebutkan bahwa tulisan yang dinilai meresahkan itu merupakan isi dari buku berjudul Program Pelajar Jakarta Berkarakter.

Bila dibaca isinya secara keseluruhan, buku ini sama sekali tidak menyudutkan kepercayaan terhadap keberadaan Tuhan dan ajaran agama. Tulisan pada foto-foto yang tersebar di media sosial sebenarnya hanyalah bagian kecil dari buku setebal 189 halaman itu.

Bagian itu membahas mengenai teori-teori yang menentang keyakinan tentang adanya Tuhan. Pembahasan mengenai teori-teori yang menentang keyakinan tentang adanya Tuhan terdapat pada Bab I yang membahas mengenai pembuktikan ilmiah keimanan terhadap Tuhan.

Kepala Dinas Pendidikan Arie Budhiman telah menegaskan buku Program Pelajar Jakarta Berkarakter bukanlah buku yang bertentangan dengan ajaran agama asalkan seluruh isi buku dibaca secara penuh.

Oleh karena itu, Arie meminta agar masyarakat tidak resah dengan beredarnya foto-foto bagian dari buku Program Pelajar Jakarta Berkarakter. Sebab, ia menyatakan, foto-foto tersebut menampilkan penjelasan yang tidak mewakili isi buku secara keseluruhan.

"Yang menyebarkan foto-fotonya itu hanya mengambil bagian yang sepotong-potong. Baca buku kan tidak bisa seperti itu karena di bagian belakang foto yang disebarkan itu ada penjelasannya. Harusnya itu juga disebarkan dong," kata dia kepada Kompas.com, Rabu (2/9/2015).

Buku Program Pelajar Jakarta Berkarakter adalah buku terbitan Yayasan Al Kahfi Jakarta hasil kerja sama dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Menurut Arie, buku Program Pelajar Jakarta Berkarakter bukanlah buku wajib untuk pembelajaran di sekolah.

Dia menyebut tujuan diterbitkannya buku tersebut adalah untuk mencegah pelajar terlibat dalam aksi kekerasan. "Bukunya itu diterbitkan memang bertujuan agar pelajar tidak lagi tawuran dan tentunya deradikalisasi," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com