Saat itu, polisi yang datang lebih memilih mengamankan pelaku dan mobil taksi ketimbang menolong sopir taksi yang terluka pada leher akibat terkena pisau perampok. [Baca: Nursyahbani Katjasungkana Selamatkan Sopir Taksi yang Dirampok]
"Di dalam kemacetan saat antar korban, saya mulai mikir, kok tadi polisi cuma bawa mobilnya, enggak bawa korbannya. Cuma bawa mobil taksi dan pelakunya," kata pengacara Wakil Ketua non-aktif Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto itu kepada Kompas.com, Kamis (3/9/2015).
Padahal, lanjutnya, ada dua kali petugas polisi datang ke lokasi kejadian. Pertama, dengan mobil patroli, tetapi tidak berhenti dan melintas begitu saja. Kedua, petugas dengan sepeda motor yang datang.
Namun, petugas itu mengamankan pelaku dan mobil taksinya. Setelah kejadian itu, ia mengaku menulis hal ini melalui aplikasi pesan singkat Whatsapp. Rupanya, ada petinggi polisi yang ikut membaca.
"Saya share di WA di mana ada petinggi polisi, dan akhirnya menelepon Kapolres Jaktim. Kapolresnya langsung nelepon saya dan meminta maaf," ujar Nursyahbani.
Sebelumnya, seorang sopir taksi mengalami percobaan perampokan di pintu III Taman Mini, Cipayung, Jakarta Timur, 1 September 2015 sekitar pukul 18.30. Upaya pelaku yang tak lain penumpang taksi itu untuk merampok, gagal setelah sopir melawan. Dibantu warga, pelaku dibekuk dan diserahkan ke polisi. Kasus ini ditangani Polsek Cipayung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.