Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menaruh Asa Masa Depan di ”Si Kuning”

Kompas.com - 07/09/2015, 02:04 WIB

KOMPAS - Ada canda tawa di dalam bus sekolah. Para siswa asyik bersenda gurau, termasuk dengan sopir bus. Keceriaan ini menghapus kepenatan seusai belajar ataupun kesesakan menembus kemacetan lalu lintas.

Ana (15) berjalan tergopoh-gopoh ke ruang kosong di sebelah sopir bus sekolah rute Kalideres-Gajah Mada, Senin (31/8). Siswa kelas IX MTs Negeri 11 Kalimati, Jakarta Barat, itu tidak mendapatkan tempat duduk.

Ia sengaja memilih duduk lesehan di dekat sopir untuk menghindari berdesakan dengan pelajar lain di bus itu, apalagi Ana sudah mengenal sopir bus sekolah tersebut. Ia tak segan bersenda gurau dengan sopir yang ia panggil ”opung” itu.

Setahun terakhir, Ana yang tinggal di Cengkareng, Jakarta Barat, selalu naik bus sekolah berwarna kuning. Hampir setiap hari, ia pergi dan pulang dengan transportasi gratis yang disediakan Pemprov DKI tersebut. Ana merasa nyaman karena bus bersih dan dilengkapi penyejuk udara.

Dengan menumpang bus sekolah, Ana bisa menghemat uang saku Rp 4.000 per hari. ”Saya cuma naik angkot kalau ketinggalan bus sekolah. Kalau pagi, saya naik (bus sekolah) pukul 05.30 dan sampai sekolah masih sepi,” kata Ana, yang setiap hari dibekali uang saku Rp 15.000.

Bus sekolah ini dilengkapi 23 kursi yang disusun berhadapan. Saat penuh, bus bisa mengangkut hingga 60 penumpang. Sepanjang perjalanan, sopir bus memutar lagu-lagu populer.

Mia (13), pelajar SMP 17 Agustus 1945, Tebet, Jakarta Selatan, juga pelanggan bus sekolah. Dia naik bus dari perempatan Pancoran menuju sekolah di Jalan Raya Tebet Dalam, Jakarta Selatan.

Meski nyaman digunakan, menurut Mia, jadwal bus sekolah tidak pasti. Hal itu menyulitkan siswa kelas VII itu karena dia harus sampai sekolah tepat waktu. ”Kadang-kadang pukul 06.00 sudah ada bus sekolah, kadang-kadang harus tunggu lama,” ujarnya.

Reihan (13), siswa SMP Negeri 264 Jakarta, membenarkan bahwa bus sekolah sering telat sekitar 10 menit dari jadwal. Setiap hari, Reihan diantar ke sekolah dengan sepeda motor dan naik bus sekolah saat pulang. Bus sekolah mengantarnya dari sekolah di Rawa Buaya, Cengkareng, ke Pesakih, Jakarta Barat. ”Enak, sih, bisa pulang bareng teman- teman,” ujarnya.

Antre masuk terminal

Ketepatan jadwal bus sekolah ini sangat ditentukan kondisi lalu lintas. Mukandi Manurung (48), pengemudi bus sekolah rute Kalideres-Gajah Mada, mengatakan, dirinya keluar dari pul bus di Hek, Kramatjati, Jakarta Timur, sekitar pukul 04.30. Perjalanan dari pul ke Kalideres memakan waktu sekitar satu jam. Ia sering telat mengantar siswa ke sekolah karena macet.

Selain itu, bus harus antre panjang untuk masuk Terminal Kalideres. ”Terkadang, kami harus berantem dengan petugas terminal karena enggak mau masuk. Ya, mau bagaimana lagi, kami kasihan sama anak-anak kalau sampai telat ke sekolah,” kata Mukandi.

Mia menambahkan, rute bus sekolah juga belum mencakup seluruh wilayah di Jakarta Selatan. Untuk pulang ke rumahnya di Mampang, misalnya, dia harus menggunakan bus Kopaja 612 rute Kampung Melayu-Ragunan. Tak ada bus sekolah yang melewati Mampang.

Ariella (13), siswa SMP 115 Tebet, Jakarta Selatan, juga mengatakan tak pernah menggunakan bus sekolah karena tak ada bus kuning yang melintas di depan sekolahnya. Saat berangkat sekolah, siswa kelas VII itu diantar orangtuanya. Saat pulang, dia naik bajaj. Sekali naik bajaj Rp 30.000-Rp 35.000.

Amanda (16), siswa SMAN 2 Jakarta di Tamansari, memilih menggunakan bus transjakarta sebagai moda transportasi ke dan dari sekolah. ”Sejauh ini, transjakarta oke walaupun bus rute Harmoni-Tomang agak lama,” kata warga Petojo ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com