Pantauan kompas.com, endapan lumpur itu bermaterial sampah yang mengendap sekian lama di kali percontohan tersebut. Menurut seorang warga, Toto (39), kali tersebut sebelumnya sangat dangkal. Hal itu disebabkan endapan sampah hingga permukaan Kali menjadi dangkal.
Beberapa waktu lalu, kali tersebut sempat dikeruk. Namun, pengerukan kali sepanjang dua kilometer itu terhenti tanpa sebab. "Dulu sempat dikeruk, tapi dihentikan. Mungkin, sekitar dua bulan lalu," ungkap Toto.
Sedangkan, menurut warga lainnya, Jaya (28), kali yang melintasi kawasan Sunda Kelapa hingga ke perbatasan Jakarta Barat itu, juga sempat amblas. "Pernah amblas juga, Mas. Waktu itu, ngwruknya terlalu dalam. Jadi, bikin amblas pinggiran kali," bebernya.
Terkait sampah yang bercampur lumpur di sekitar kali, kata Jaya, biasanya dibersihkan oleh petugas menggunakan perahu.
Sementara itu, Kepada Sudin Kebersihan Jakut, Bondan Dyah Ekowati, mengatakan, tumpukan sampah tersebut bukanlah tanggung jawabnya. Menurut Bondan, sampah-sampah yang telah bercampur lumpur itu, merupakan tanggung Unit Pengelola Kebersihan (UPK) Badan Air Dinas Kebersihan DKI.
"Kalau sampah di sana (Kali Pakin), tanggung jawab UPK Badan Air Dinas Kebersihan," timpal Bondan.
Sampah dari kali-kali dan waduk, lanjutnya, kerap dikumpulkan dulu di sana sebelum di angkut oleh UPK Badan Air Dinas Kebersihan dan di buang ke Bantar Gebang, Bekasi. Meski demikian, Bondan mengaku akan berkoordinasi dengan pihak Dinas, agar dapat segera mengangkut tumpukan sampah hasil kerukan kali tersebut.
"Nanti saya koordinasikan ke UPK Badan Air untuk diangkut," demikian Bondan.