Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Penjaringan Keluhkan Lumpur Kerukan Kali Pakin

Kompas.com - 22/09/2015, 21:04 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Endapan lumpur bekas kerukan di Kali Pakin, Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut), dikeluhkan warga sekitar. Pasalnya, selain tidak sedap dipandang, warga menilai endapan lumpur tersebut juga menyebabkan bau tak sedap.

"Banyak warga yang ngeluh, Mas. Kalau saya sih sudah biasa," ungkap seorang petugas Pekerja Harian Lepas (PHL) Suku Dinas Kebersihan Jakut, Mamat (50).

Pantauan kompas.com, endapan lumpur itu bermaterial sampah yang mengendap sekian lama di kali percontohan tersebut. Menurut seorang warga, Toto (39), kali tersebut sebelumnya sangat dangkal. Hal itu disebabkan endapan sampah hingga permukaan Kali menjadi dangkal.

Beberapa waktu lalu, kali tersebut sempat dikeruk. Namun, pengerukan kali sepanjang dua kilometer itu terhenti tanpa sebab. "Dulu sempat dikeruk, tapi dihentikan. Mungkin, sekitar dua bulan lalu," ungkap Toto.

Sedangkan, menurut warga lainnya, Jaya (28), kali yang melintasi kawasan Sunda Kelapa hingga ke perbatasan Jakarta Barat itu, juga sempat amblas. "Pernah amblas juga, Mas. Waktu itu, ngwruknya terlalu dalam. Jadi, bikin amblas pinggiran kali," bebernya.

Terkait sampah yang bercampur lumpur di sekitar kali, kata Jaya, biasanya dibersihkan oleh petugas menggunakan perahu.

Sementara itu, Kepada Sudin Kebersihan Jakut, Bondan Dyah Ekowati, mengatakan, tumpukan sampah tersebut bukanlah tanggung jawabnya. Menurut Bondan, sampah-sampah yang telah bercampur lumpur itu, merupakan tanggung Unit Pengelola Kebersihan (UPK) Badan Air Dinas Kebersihan DKI.

"Kalau sampah di sana (Kali Pakin), tanggung jawab UPK Badan Air Dinas Kebersihan," timpal Bondan.

Sampah dari kali-kali dan waduk, lanjutnya, kerap dikumpulkan dulu di sana sebelum di angkut oleh UPK Badan Air Dinas Kebersihan dan di buang ke Bantar Gebang, Bekasi. Meski demikian, Bondan mengaku akan berkoordinasi dengan pihak Dinas, agar dapat segera mengangkut tumpukan sampah hasil kerukan kali tersebut.

"Nanti saya koordinasikan ke UPK Badan Air untuk diangkut," demikian Bondan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com