Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta tentang Teroris Pengebom Mall Alam Sutera

Kompas.com - 30/10/2015, 09:39 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Leopard Wisnu Kumala (29), menghadapi ancaman hukuman mati setelah aksi terornya di Mall Alam Sutera. Leopard menaruh empat bom di mal terluas di Tangerang tersebut selama Juli - Oktober 2015.

Berikut 5 fakta tentang Leopard, teroris pengebom Mall Alam Sutera:

1. Lone Wolf

Leopard dikategorikan sebagai teroris 'Lone Wolf'. Sebab, ia bekerja sendiri. Mulai dari merakit bom, mencari target hingga menaruh bom.

"Ada jaringan teror yang dikenal atas nama kelompok dan ada jihad tanpa pemimpin, yaitu orang yang melakukan perbuatan teror, inovasi sendiri, dan melakukan perbuatan sendiri. Itu disebut leaderless jihad atau lone wolf,” kata Kapolda Metro Jaya Inspektur Jendera Tito Karnavian, Kamis (29/10/2015).

Tak satu pun dari keluarga Leopard tahu ia sedang merakit bom. Saat polisi menggeledah rumah Leopard di Serang, istri dan keluarga Leopard lainnya malah balik bertanya.

Dari pengakuan Leopard, ia merakit bom saat istri dan keluarga lainnya tidur.

Sehingga tak satu pun orang tahu ia merakit bom untuk meneror dan memeras Mall Alam Sutera.

WARTA KOTA / ANGGA BHAGYA NUGRAHA Polda Metro Jaya menunjukkan barang bukti video dari CCTV saat rilis pelaku pengeboman Mall Alam Sutera di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (29/10/2015). Polda Metro Jaya bekerja sama dengan Densus 88 Mabes Polri, berhasil menangkap tersangka bernama Leopard Wisnu Kumala (29) dan mengamankan sejumlah barang bukti bom jenis TATP (triacetone triperoxide).
2. Bom berdaya ledak tinggi

Bom yang dipakai Leopard untuk meneror Mall Alam Sutera memiliki daya ledak tinggi.

Kecepatan membakar dari jenis bahan bom, Triaceton Triperoxide (TATP), mencapai 5.400 meter per detik.

"Jadi, ada ukuran di bawah 1.000 meter per detik atau 3.000 meter per detik, daya bakarnya berubah jadi gas dan menimbulkan getaran (shockwave). Di bawah itu disebut low explosive," kata Tito.

Dalam aksinya Leopard hanya menggunakan sekitar 10 gram sampai 40 gram TATP. Sehingga, dampak daya ledakan dari bom rakitan Leopard tak menimbulkan hal cukup parah.

WARTA KOTA / ANGGA BHAGYA NUGRAHA Tersangka digelandang petugas saat rilis pelaku pengeboman Mall Alam Sutera di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (29/10/2015). Polda Metro Jaya bekerja sama dengan Densus 88 Mabes Polri, berhasil menangkap tersangka bernama Leopard Wisnu Kumala (29) dan mengamankan sejumlah barang bukti bom jenis TATP (triacetone triperoxide).
3. Bermotif Ekonomi

Bukan ideologi, Leopard hanya mengincar uang dari Mall Alam Sutera. Ia memeras dengan cara meneror dengan menggunakan bom yang ditaruh di mal tersebesar di Kota Tangerang tersebut.

Sebagai seoranh ahli IT, ia merancang untuk mendapatkan uang hasil perasannya. Ia meminta Mal Alam Sutera mengirim dalam bentuk bitcoin sehingga tak bisa dilacak.

"Saya dulu minta 100 bitcoin. Alam Sutera cuma kasih 0,25, sekitar 700.000-an," kata Leopard dalam rekaman di Jakarta, Rabu (28/10/2015) malam.

Dari pengakuan Leopard, ia memeras karena membutuhkan uang. Ia gelap mata dan akhirnya membuat bom untuk memeras Mal Alam Sutera.

KOMPAS.COM/ANDRI DONNAL PUTERA Gegana bawa benda dari dalam kantin karyawan di Mal Alam Sutera, Rabu (28/10/2015)

4. Taruh 4 bom

Leopard tak hanya satu atau dua kali menaruh bom di Mall Alam Sutera. Berdasar penyidikan polisi, Leopard menaruh hingga 4 bom selama bulan Juli hingga Oktober 2015.

Saat dikonfirmasi, Leopard membenarkan hal tersebut. Dua bom masing-masing ditaruh pada bulan Juli dan Oktober 2015.

Dua bom tidak meledak, yakni pada 6 Juli 2015 dan 21 Oktober. Sedangkan bom pada 9 Juli dan 28 Oktober meledak dan mengakibatkan satu orang terluka.

Meskipun tak meledak, Leopard menuturkan bahwa bom pertama pada 6 Juli memiliki dampak kerusakan cukup tinggi.

Dengan 40 gram TATP, Leopard juga menaruh bom di dekat penyemprot nyamuk untuk menimbulkan gas beracun.

“Iya biar lebih dahsyat,” kata Leopard pada Kamis (29/10) di Mapolda Metro Jaya.

KOMPAS.COM/ANDRI DONNAL PUTERA Tampak kondisi rumah pelaku pengeboman Mall Alam Sutera, LO (27), di Perumahan Banten Indah Permai, Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang, Banten, Kamis (29/10/2015).
5. Dikenal baik

Tak disangka, perawakan luar seseorang bisa menutupi hati di dalamnya. Salah satunya teroris Mall Alam Sutera, Leopard, yang dikenal baik di mata tetangganya.

Selama sekitar dua tahun, Leopard dan keluarganya juga tidak pernah ada masalah dengan warga sekitar.

"Leo itu orangnya baik, enggak nyangka makanya kalau dia ditangkap polisi gara-gara bom mal. Leo itu juga baru, di sini beli rumah, tinggal sama istri sama anaknya cewek masih kecil," kata salah satu warga sekitar rumah Leopard, Santosa (54), kepada Kompas.com, Kamis (29/10/2015).

Meskipun berulang kali menaruh bom, Leopard tak memiliki gelagat apa pun. Leopard kerap tegur sapa dengan beberapa orang dan ada yang mengira bahwa ia menaruh bom di Mall Alam Sutera.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com