Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manajemen: Kalau Jadi "Driver" Go-Jek Tak Bahagia, "Monggo" Putus Saja

Kompas.com - 16/11/2015, 16:46 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Vice President PT Go-Jek Indonesia Tadeus Nugraha mengatakan, sistem kemitraan yang mereka jalani sudah diutarakan pada awal perjanjian kerja sama dengan para pengemudi. Ia mengatakan, perjanjian dilakukan tanpa adanya unsur paksaan.

"Kalau menurut mereka hidup menjadi driver Go-Jek tidak bahagia, ya monggo putus saja kemitraannya, tetapi bukan berarti kami memecat karena ini kemitraan," ujar dia di Kantor PT Go-Jek, Kemang, Jakarta Selatan, Senin (16/11/2015).

Karena itu, Tadeus heran dengan sikap segelintir pengemudi yang mengaku keberatan dengan sistem kemitraan tersebut. Terlebih lagi, keberatan itu disampaikan para pengemudi dengan menggelar aksi unjuk rasa.

Menurut Tadeus, perusahaannya menyediakan kantor khusus untuk melayani keluhan para pengemudi. (Baca: Manajemen Go-Jek Beberkan Perilaku Negatif Pengemudinya)

Semua pengemudi, kata dia, dapat mengungkapkan keluhan yang dialami mereka di kantor yang beralamat di Jalan Kemang Timur tersebut.

"Mereka bisa datang, ambil antrean, nanti mereka akan dilayani agen-agen. Semua keluhan akan dilayani, dari HP rusak, sepi order, dan semua keluhan teknis lainnya. Jadi, tidak perlu sampai ribut-ribut," kata Tadeus.

Sebelumnya, belasan pengemudi Go-Jek yang mogok kerja menuntut diangkat sebagai karyawan. Mereka bahkan menyebut PT Go-Jek Indonesia melanggar Undang-Undang Ketenagakerjaan.

"Sampai saat ini driver tidak pernah dianggap sebagai karyawan, tetapi hanya sebagai mitra," kata koordinator aksi, Fitrijansjah Toisutta, saat aksi unjuk rasa di depan Kantor PT Go-Jek Indonesia, Jalan Kemang Selatan, Jakarta Selatan, Senin pagi.

Menurut para pengemudi, dengan diangkat sebagai karyawan, mereka bisa memperoleh hak-hak yang jelas. "Kalau masih seperti ini, driver tidak punya kejelasan terhadap nasibnya," ujar dia. (Baca: Pengemudi Go-Jek Menuntut Dijadikan Karyawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Megapolitan
Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Megapolitan
Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Megapolitan
Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Megapolitan
Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Megapolitan
Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Megapolitan
Soal Tepati Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi: Nanti Dipikirkan

Soal Tepati Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi: Nanti Dipikirkan

Megapolitan
Polisi Selidiki Pihak yang Bekingi Parkir Liar di Depan Masjid Istiqlal

Polisi Selidiki Pihak yang Bekingi Parkir Liar di Depan Masjid Istiqlal

Megapolitan
Bawaslu Kirim Surat ke Heru Budi, Ingatkan untuk Tak Rotasi Pejabat DKI Jelang Pilkada 2024

Bawaslu Kirim Surat ke Heru Budi, Ingatkan untuk Tak Rotasi Pejabat DKI Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap 2 Pengoplos Elpiji 3 Kg ke Tabung 12 Kg di Bogor

Polisi Tangkap 2 Pengoplos Elpiji 3 Kg ke Tabung 12 Kg di Bogor

Megapolitan
Polisi Tindak Pungli di Depan Masjid Istiqlal, Salah Satu Pelaku Positif Sabu

Polisi Tindak Pungli di Depan Masjid Istiqlal, Salah Satu Pelaku Positif Sabu

Megapolitan
Minta Dishub Tertibkan Parkir Liar di Jakarta, Heru Budi: Harus Manusiawi

Minta Dishub Tertibkan Parkir Liar di Jakarta, Heru Budi: Harus Manusiawi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com