Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswi Tewas Tertabrak, Transjakarta Nyatakan Busnya Melaju dengan Kecepatan Normal

Kompas.com - 20/11/2015, 18:17 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Utama PT Transjakarta Antonius Kosasih mengungkapkan kronologi kecelakaan bus transjakarta yang menewaskan mahasiswi Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA), Annisa Sholihah (22).

Menurut Kosasih, Annisa dan kawannya menyeberangi jalan tidak pada tempat seharusnya. Sebelum kecelakaan terjadi, lanjut dia, pengemudi bus telah menginjak rem sambil membunyikan klakson.

"Mereka menyeberang tidak di zebra cross atau tempat penyeberangan yang benar. Pada saat mereka akan menyeberang, pengemudi bus telah melihat dan menginjak rem sambil mengklakson," kata Kosasih kepada Kompas.com di Jakarta, Jumat (20/11/2015).

Saat diklakson, teman Annisa pun berhenti. Namun, Annisa tetap melompati pembatas jalur transjakarta lalu menyeberang. (Baca: Mahasiswi LIPIA Tewas Tertabrak Transjakarta di Buncit)

"Mungkin karena yang bersangkutan (Annisa) tidak bisa menghentikan langkahnya sehingga yang bersangkutan (Annisa) terus melangkah cepat ke tengah jalur transjakarta," ujar Kosasih.

Ia menambahkan, meskipun pengemudi telah menginjak rem, bus transjakarta tidak bisa langsung berhenti. Bus, kata dia, juga melaju dengan kecepatan normal.

"Bus JTM 064 tersebut berjalan dengan kecepatan normal karena di dalam jalur transjakarta, bus tidak boleh berjalan dengan kecepatan lebih dari 50 kilometer, tetapi tetap saja bus tidak bisa berhenti mendadak jika tiba-tiba ada orang yang berlari atau melompat ke depan bus yang sedang berjalan," tutur Kosasih.

Selanjutnya, Kosasih meminta pejalan kaki untuk lebih berhati-hati dalam menyeberang, apalagi transjakarta akan menambah unit bus Koridor VI.

"Namun, menurut laporan yang kami terima, penyeberang tersebut tetap menyeberang dengan cepat melewati celah separator meskipun sudah diklakson oleh pengemudi," ujar Kosasih.

"Kami sedang menyelidiki hal tersebut dan siap memfasilitasi apabila dibutuhkan penyidikan kepolisian atau antara operator dengan keluarga penyeberang yang tertabrak," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com