Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reklamasi Ubah Warga Jakarta

Kompas.com - 30/11/2015, 15:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Wajah Teluk Jakarta mulai berubah dengan dibangunnya pulau-pulau reklamasi. Namun, pro dan kontra masih terus mengemuka.

Sejumlah pihak mendesak pemerintah transparan dan meminta jaminan kepastian ada antisipasi dampak buruk sejak awal.

Perubahan fisik di Teluk Jakarta mulai terjadi tiga tahun lalu. Dengan perahu nelayan, Kompas menelusuri perairan itu, mulai dari perairan Kamal Muara di perbatasan DKI Jakarta dan Kabupaten Tangerang hingga Tanjung Priok, Jakarta Utara, pertengahan November 2015.

Hasilnya, perubahan wajah laut Jakarta benar terasa. Daratan baru hasil reklamasi telah terbentuk di tiga lokasi, yakni di Kamal Muara, Pluit, dan Ancol.

Mayoritas warga Jakarta barangkali belum tahu ada proyek besar di halaman depan kotanya ini.

Selain letak proyek-proyek itu di tengah perairan, tak sembarang orang bebas menapaki lokasinya. Petugas keamanan siaga di sejumlah tempat.

Berdasarkan peta rencana Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta, reklamasi di tiga lokasi itu adalah Pulau C (seluas 275 hektar) dan Pulau D (312 hektar) di daerah Kamal Muara-Kapuk yang dikerjakan PT Kapuk Naga Indah.

Lalu Pulau G (161 hektar) di Pluit oleh PT Muara Wisesa Samudera. Pulau K (32 hektar) di Ancol oleh PT Pembangunan Jaya Ancol.

Namun, berdasarkan pengamatan, Pulau C dan Pulau D terlihat menyatu dan membentang dari Kamal Muara hingga kawasan Pantai Indah Kapuk.

Timbunan pasir telah menggunung di tiga lokasi yang terpisah 200-300 meter dari daratan Jakarta itu. Di atas lahan urukan itu, alat berat bekerja tanpa henti.

Kapal tongkang pembawa pasir lalu lalang dan merapat ke satu sisi pulau. Sementara truk besar silih berganti mengangkut pasir dari tongkang, lalu menumpahkannya ke sisi lain pulau buatan tersebut.

Bagi warga pesisir, wajah Teluk Jakarta yang telah berubah memaksa mereka beradaptasi. Daratan baru yang masih dalam proses pembangunan itu telah menggeser jalur kapal nelayan.

”Jika mau keluar cari ikan dari Kamal Muara, perahu tidak bisa lagi lurus (ke arah laut lepas), harus berbelok dulu ke kiri,” ujar Herman (51), nelayan Kamal Muara, Jakarta Utara.

Subsidi silang

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendesain 17 pulau reklamasi di Teluk Jakarta dengan tujuan menciptakan kawasan strategis di pantai utara Jakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com