Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pegiat Anti-Korupsi Gelar Aksi "Bersihkan DPR"

Kompas.com - 08/12/2015, 09:09 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Para pegiat antikorupsi yang tergabung dalam sejumlah organisasi non-pemeritah atau lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang antikorupsi menyatakan akan menggelar aksi bertema "Bersihkan DPR".

Aksi ini akan digelar pada Selasa (8/12/2015) ini pukul 13.00 WIB di depan Gedung DPR RI atau sehari menjelang Hari Antikorupsi 2015.

Menurut pegiat antikorupsi dari Indonesia Corruption Watch (ICW) Selly Martini mengemukakan, selain ICW, aksi ini akan melibatkan para pegiat antikorupsi dari Transparansi Internasional (TI), Koalisi PWYO (Publish What You Pay), YAPPIKA (Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif dan Kemitraan Masyarakat Indonesia) dan MAPPI (Masyarakat Profesi Penilai Indonesia).

"Aksi akan diisi dengan acara pertunjukan teaterikal, orasi, an pembacaan pernyataan sikap," kata Selly yang mengirimkan undangan untuk menghadiri aksi kepada media massa.

Dalam pandangan para pegiat antikorupsi, beberapa pekan terakhir rakyat, disuguhkan dagelan politik oleh anggota DPR.

Sidang MKD atas kasus yang melibatlan Ketua DPR Setya Novanto malah memojokkan pengadu yang ingin membongkar mafia migas di Indonesia.

"Ketimbang membahas UU lain yang lebih penting, DPR malah akan merevisi UU KPK," ujar Selly.

Selain itu, aksi juga dilakukan berkenaan dengan akan segara berakhirnya masa jabatan pimpinan KPK sebentar lagi.

Mereka ingin mendesak agar DPR tidak salah memilih calon pimpinan KPK.

Mereka juga akan menesak DPR untuk memilih pimpinan KPK yang sejalan dengan agenda pemberantasan korupsi, seingga jangan sampai pimpinan yang dipilih mempunyai kepentingan politik yang justru malah menghancurkan KPK dari dalam.

"Masyarakat sudah menunjukkan reaksi keras, baik melalui petisi online, media sosial, juga aksi lapangan. Tapi mereka seakan buta dan tuli, lupa untuk siapa mereka harusnya mengabdi," ujarnya.

Para pegiat antikpruosi itu juga mengajak masyarakat agar pada Hari Anti Korupsi pada 9 Desember 2015 nanti menunjukkan bahwa rakyat setia menagih sumpah dan janji mereka.

"Rakyat punya kekuatan untuk melengserkan mereka yang TAK SETYA," tulis mereka.

Mereka juga menekankan, jika rakyat bergerak bersama, maka suaranya pun akan bergaung lebih keras.

Menjelang pilkada serentak yang juga jatuh pada 9 Desember mereka mengajak masyarakat menyoroti partai-partai yang tak berpihak kepada rakyat.

"Jika bersama, suara kita akan menggaung lebih keras. Jelang Pilkada ini, mari kita sorot partai-partai yang tak berpihak pada rakyat. Jangan pilih partai-partai yang mengkhianati JANJI SETYA wakil rakyat," tulis mereka dalam undangan aksi tersebut. (Willy Pramudya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com