Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Penumpang Bercanda Bawa Bom Sebabkan Dampak Berantai Seluruh Bandara

Kompas.com - 15/12/2015, 14:58 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Head of Secretary and Legal PT Angkasa Pura II Agus Haryadi menjelaskan dampak bila ada satu orang saja yang bercanda membawa bom dalam sebuah penerbangan.

Hal itu dituturkan terkait dengan imbauan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang melarang penumpang bercanda atau bergurau dengan mengaku membawa bom.

[Baca: Penumpang Pesawat Dilarang Bercanda dengan Mengaku Membawa Bom]

Salah satu kasus yang dipakai sebagai contoh adalah penerbangan maskapai Batik Air dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, menuju Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Minggu (13/12/2015) lalu.

Dalam penerbangan itu, tutur Agus, ada satu anggota DPRD Kabupaten Mamuju yang bergurau dengan menyebutkan membawa bom.

Mendengar hal tersebut, pihak maskapai pun menunda penerbangan yang membuat jadwal penerbangan sesudahnya juga ikut mundur.

Kemudian, kapasitas parkir pesawat di bandara yang juga terbatas menyulitkan pesawat-pesawat lain yang seharusnya sudah bisa dapat tempat di sana.

"Ada kasus lain, oknum tentara bawa barang agak besar di pesawat LCC (Low Cost Carrier), gak bisa taruh barang di bagasi kabin, kayaknya kesal, taruh di bawah, bercanda dengan bilang ke pramugari, 'turunin saja, isinya bom' begitu," ujar Agus kepada Kompas.com, Selasa (15/12/2015).

Agus menegaskan, sekecil apapun candaan tentang bom yang dilontarkan penumpang akan ditanggapi serius oleh semua kru penerbangan.

Semua petugas yang bekerja di dunia penerbangan, baik petugas maskapai, petugas bandara, petugas menara pengawas, dan lainnya, dididik dengan satu pesan penting bahwa tidak boleh ada joke sedikitpun.

"Bahkan, kalau kamu kelihatan sekali bercanda, misal bilang ada bawa bom sambil ketawa-ketawa, itu langsung ditanggapi," ucap Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com