JAKARTA, KOMPAS.com - Plan International Indonesia, organisasi yang fokus pada hak-hak anak, mencatat, masih banyak pelajar Sekolah Dasar (SD) yang minim pengetahuan tentang antisipasi terhadap bencana di sekolah mereka.
Pengetahuan yang dimaksud mencakup lokasi aman untuk berlindung, cara menyelamatkan diri, dan pengetahuan kebencanaan lainnya.
Dari sebuah penelitian yang dilakukan pada November 2015, peneliti Plan International Indonesia mengambil 2.160 pelajar SD dan 720 guru dari 360 sekolah yang tersebar di lima kotamadya di Jakarta sebagai responden.
Sekolah tersebut dipilih secara acak dari total jumlah SD atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Jakarta. Dari hasil penelitian terhadap semua responden, diketahui, ada 47,5 persen responden pelajar SD yang tidak tahu potensi bencana di sekolah mereka.
Kemudian, sebanyak 39 persen pelajar menuturkan, banjir merupakan bencana yang sangat mungkin terjadi di sekolah mereka. Lebih lanjut, 74 persen responden juga mengaku tidak tahu letak lokasi aman di sekolah jika terjadi bencana.
Dari semua hasil penelitian itu, memperlihatkan, sebagian besar pelajar SD di Jakarta masih belum aman.
Mereka juga belum memahami kiat untuk menghadapi bencana di tempat mereka. Namun, hal itu dianggap wajar oleh peneliti.
"Tingginya persentase responden yang menyatakan bahwa lokasi aman di sekolah mereka belum diidentifikasi tidaklah mengherankan, mengingat sekolah mereka belum tersentuh upaya peningkatan kapasitas untuk mewujudkan sekolah aman," kata seorang peneliti, Robert Sulistyo dalam rilis yang diterima Kompas.com.
Hal senada terlihat dari beberapa penelitian lain, salah satunya penelitian yang dilakukan Macquarie University dari Australia yang bekerja sama dengan Risk Frontiers dan Bushfire and Natural Hazards Cooperative Research Centre.
Dari penelitian itu, 71 persen anak-anak merasa tahu cara menyelamatkan diri dari bahaya bencana di sekolah. Tetapi, saat ditelusuri lebih lanjut, hanya ada empat persen dari anak-anak tersebut yang mendapat nilai tinggi tentang pengetahuan kebencanaan.
Avianto Amri, peneliti dari Macquarie University menjelaskan, pengetahuan kebencanaan anak-anak di Jakarta masih sangat rendah.
Dari hasil penelitian itu, diindikasikan, perlunya perubahan strategi dan pendekatan baru dalam pendidikan kebencanaan di Indonesia.
Avianto juga merekomendasikan ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar pendidikan kebencanaan dijadikan materi di tingkat pendidikan tinggi untuk guru sehingga ilmunya bisa diteruskan kepada pelajar.
"Biasanya, membangun pengetahuan dan keterampilan para guru dilakukan dengan cara memberikan pelatihan. Namun kalau pelatihan secara konvensional dianggap butuh biaya besar, alternatifnya bisa dilakukan secara online," tutur Avianto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.