Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapan Ahok Disebut Suka Marah-marah oleh Jusuf Kalla

Kompas.com - 28/12/2015, 09:39 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tak mempermasalahkan jika akhirnya DKI Jakarta batal menyelenggarakan perhelatan Asian Games 2018.

Hal ini untuk menjawab pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menyebutnya kerap marah-marah dalam pembangunan infrastruktur untuk pelaksanaan Asian Games 2018. 

"Di seluruh dunia, kalau mau ada event besar, biasanya mencari daerah yang belum terbangun supaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi," kata Basuki di Balai Kota, Senin (28/12/2015). 

Basuki justru mendorong perhelatan Asian Games 2018 di Sumatera Selatan agar perekonomiannya maju.

Namun, ketika delegasi Olympic Council of Asia (OCA) datang, mereka menyatakan Palembang tidak siap menyelenggarakan Asian Games 2018.

Kata Basuki, OCA bersikeras meminta Jakarta untuk turut menjadi tuan rumah Asian Games 2018. (Baca: Wapres: Gubernur DKI Jangan Marah-marah Terus)

"Enggak cuma Jakarta, ada Tangerang Selatan, Jawa Barat, Banten, jadi ada 4 provinsi (menjadi tuan rumah Asian Games 2018). Makanya dia anggap tetap harus Jakarta (ikut menyelenggarakan Asian Games 2018)," kata Basuki. 

Oleh karena itu, Basuki memanfaatkan pembangunan Kampung Atlet, juga untuk relokasi warga kawasan kumuh di Jakarta Utara. Hal itu juga merupakan instruksi Kalla.

Kalla dan Basuki sepakat mengubah Kemayoran untuk tempat relokasi warga kumuh serta pembangunan Kampung Atlet.

"Termasuk pengubahan lapangan golf jadi lapangan sepak bola. Namun, tiba-tiba saya enggak dikasih tanahnya. Kalau enggak dikasih, bukan salah saya, kan? Saya juga enggak marah-marah, kok," kata Basuki.

"Kalau saya ngomong jujur, kalau dia nasehatin gitu kita ikutin saja," ucapnya lagi.

Kalla sebelumnya bergurau mengenai Basuki yang menurut dia sering marah-marah. Semula, Kalla menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur monumental harus ada untuk menyambut Asian Games 2018 di Indonesia.

Adapun contoh pembangunan infrastruktur monumental dan bermanfaat untuk masyarakat adalah Stadion Jaka Baring, Palembang.

"Pak Alex Noerdin (Gubernur Sumsel) juga inginnya ada pembangunan lagi. DKI Jakarta juga, asal jangan marah-marah terus Gubernurnya," seloroh Kalla saat peluncuran maskot dan logo Asian Games 2018, Minggu (27/12/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com