Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menakar Peluang Kandidat Cagub Gerindra Melawan Ahok

Kompas.com - 04/01/2016, 09:04 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Gerindra mulai melakukan pemanasan menjelang pilkada DKI 2017. Sejak akhir tahun lalu, partai yang dipimpin Prabowo Subianto tersebut mulai melakukan penjaringan kandidat calon yang akan mereka usung.

Hasilnya, terkumpul delapan nama kandidat calon gubernur usulan partai.

Dari kalangan internal, muncul nama Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani, Wakil Ketua Dewan Pembina Parta Gerindra Sandiaga Uno, anggota DPR RI Biem Benjamin, anggota DPRD DKI, Mohamad Sanusi, dan Mohamad Taufik.

Dari kalangan eksternal, ada Sekda DKI Saefullah, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dan mantan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Syamsuddin.

Lantas, bagaimana peluang delapan orang ini untuk berkompetisi dalam Pilkada DKI 2017?

Direktur Cyrus Network Hasan Nasbi menilai, untuk menakar delapan kandidat tersebut, perlu membandingkan mereka dengan kekuatan calon petahana, yaitu Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

"Kemungkinan kandidat dari internal hanya punya peluang untuk jadi calon wakil saja. Karena memang dari internal enggak ada nama tokoh yang mumpuni untuk bersaing dengan Ahok (sapaan Basuki)," ujar Hasan ketika dihubungi, Minggu (3/1/2016).

Sejauh ini, Hasan melihat para kader yang menjadi bakal calon Gerindra tersebut mulai memperkenalkan dirinya melalui media sosial.

Hal ini dinilainya wajar karena memang sosialisasi semacam itu sedianya dilakukan sejak dini.

Meskipun demikian, Hasan menilai bahwa upaya itu tidak cukup kuat untuk membawa bakal kandidat Gerindra ini menandingi Ahok. (Baca juga: Taufik: Karena Ahok Gubernur, Ya Pasti Populerlah)

Sebab, belajar dari pilkada sebelumnya, kata Hasan, banyak kesulitan yang dialami para cagub dan cawagub untuk melawan petahana.

Ia mencontohkan pilkada 2012 yang ketika itu Fauzi Bowo ikut serta sebagai petahana.

"Kenapa? Foke itu sudah ada hasil kerjaan sedangkan mereka yang lain baru berencana buat bekerja," ujar Hasan.

Namun, Fauzi Bowo yang berpasangan dengan Nachrowi Ramli tersebut dikalahkan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama.

Jokowi yang memiliki latar belakang sebagai wali kota tersebut menjadikan mereka sebagai lawan yang sepadan untuk menghadapi Foke.

Hanya Ridwan Kamil

Atas dasar itu, Hasan menyimpulkan bahwa petahana dengan elektabilitas sekuat Basuki hanya bisa disaingi oleh kepala daerah yang menunjukkan kinerja nyata serta elektabilitas yang juga tinggi.

"Kalau hanya sekadar orang baik, sekadar orang terkenal, diadu dengan petahana yang punya track record dan hasil kerja, susah dong. Kalau kepala daerah diadu dengan kepala daerah, hasil kerjanya bisa diperbandingkan," ujar Hasan.

Oleh karena itu, Hasan menilai bahwa dari delapan bakal kandidat Gerindra, hanya Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang dinilainya mampu menyaingi Basuki. (Baca: Asal-usul Masuknya Saefullah hingga Ridwan Kamil dalam Bursa Cagub Gerindra)

Jika Gerindra ingin menang, kata dia, maka partai itu harus melobi Ridwan Kamil agar bersedia diusung sebagai cagub DKI.

"Berarti sebenarnya Partai Gerindra harus melobi dengan upaya yang luar biasa agar Ridwan Kamil mau maju di Jakarta. Tetapi kalau di luar Ridwan Kamil sih, kami belum bisa melihat dari mereka ada yang bisa mengancam Ahok yah," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com