Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Mahasiswa Culik Seorang Remaja di SPBU Mampang, Minta Tebusan Rp 4 Juta

Kompas.com - 21/01/2016, 12:25 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Entah apa yang ada di pikiran lima mahasiswa yang menekuni bisnis jaringan ini. Mereka nekat menculik AH (15), remaja laki-laki, dan meminta tebusan Rp 4 juta.

Penculikan dilakukan oleh MF (20), JSD (23), dan GPP (22) pada 24 Desember 2015 sekitar pukul 09.00.

Kepala Kepolisian Sektor Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Komisaris Priyo mengatakan, penculikan diawali dengan mengambil AH di SPBU Jalan Mampang Prapatan VIII, Kelurahan Tegal Parang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

"Dengan menggunakan mobil Toyota Etios B 1840 SYB, para pelaku membawa korban AH (15) ke rumah MF di Kelurahan Pondok Labu, Jakarta Selatan," kata Prio, seperti dilansir dari harian Kompas, Kamis (21/1/2016).

Di dalam rumah, dua pelaku lain, IF (23) dan MWP (20), sudah menunggu.

Di dalam kamar tertutup, para tersangka memukul dan menendang AH. Mereka lalu menghubungi orangtua AH untuk meminta uang tebusan Rp 4 juta.

Demi keselamatan putranya, ibu korban, Mun (37), mengirimkan uang tebusan ke rekening tersangka. Keesokan harinya, tersangka melepaskan korban di tepian hutan kota Srengseng, Jakarta Barat.

AH dan orangtuanya lalu melaporkan kejadian itu ke Polsek Mampang Prapatan. Setelah menelusuri nomor rekening pengiriman uang, Polsek Mampang Prapatan menangkap lima tersangka di Jakarta dan Bogor.

Kasus ini bermula dari transaksi penjualan parfum secara online kepada seorang konsumen bernama Ajay. Pria ini membeli minyak wangi seharga Rp 3,6 juta. Pria itu membeli minyak wangi dan mengirimkan fotokopi bukti transfer palsu kepada MF.

Karena merasa tertipu, MF berusaha memancing Ajay untuk bertemu sembari menyerahkan parfum pesanannya. Mereka sepakat bertemu di SPBU Jalan Mampang Prapatan VIII.

MF datang bersama JSD dan DPP dengan mengendarai mobil. Namun, bukan Ajay yang muncul, tetapi malah AH. Remaja ini mengaku disuruh Ajay untuk mengambilkan parfum pesanannya.

Saat AH berada di dekat mobil, MF dan rekan-rekannya segera menyekap korban. Karena Ajay sulit dihubungi, tersangka menagih kekurangan uang pembelian parfum kepada orangtua AH.

Menurut Priyo, hingga kini pihaknya masih memburu Ajay. Para pelaku terancam hukuman 12 tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak Terancam Dipenjara 5 Tahun

Pencuri Pembatas Jalan di Rawa Badak Terancam Dipenjara 5 Tahun

Megapolitan
'Lebih Baik KPR daripada Gaji Dipotong untuk Tapera, Enggak Budget Wise'

"Lebih Baik KPR daripada Gaji Dipotong untuk Tapera, Enggak Budget Wise"

Megapolitan
Gaji Bakal Dipotong buat Tapera, Karyawan yang Sudah Punya Rumah Bersuara

Gaji Bakal Dipotong buat Tapera, Karyawan yang Sudah Punya Rumah Bersuara

Megapolitan
Panca Pembunuh 4 Anak Kandung Hadiri Sidang Perdana, Pakai Sandal Jepit dan Diam Seribu Bahasa

Panca Pembunuh 4 Anak Kandung Hadiri Sidang Perdana, Pakai Sandal Jepit dan Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Keberatan Soal Iuran Tapera, Pegawai: Pusing, Gaji Saya Sudah Kebanyakan Potongan

Keberatan Soal Iuran Tapera, Pegawai: Pusing, Gaji Saya Sudah Kebanyakan Potongan

Megapolitan
Nestapa Pekerja soal Iuran Tapera : Gaji Ngepas, Pencairan Sulit

Nestapa Pekerja soal Iuran Tapera : Gaji Ngepas, Pencairan Sulit

Megapolitan
Satu Tahun Dagang Sabu, Pria di Koja Terancam 20 Tahun Penjara

Satu Tahun Dagang Sabu, Pria di Koja Terancam 20 Tahun Penjara

Megapolitan
Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Megapolitan
Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Megapolitan
Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Megapolitan
Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: 'Don't Worry'

Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: "Don't Worry"

Megapolitan
DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

Megapolitan
Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Megapolitan
Heru Budi Sebut Bakal Ada Seremonial Khusus Lepas Nama DKI Jadi DKJ

Heru Budi Sebut Bakal Ada Seremonial Khusus Lepas Nama DKI Jadi DKJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com