Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iklan Hijab Halal Membuat Gusar, MUI Diminta Lebih Urus Akhlak Umat

Kompas.com - 04/02/2016, 16:44 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Iklan hijab halal dari salah satu produsen kerudung dengan sertifikasi Majelis Ulama Indonesia menjadi pro dan kontra. Para wanita pengguna hijab sampai terheran-heran dengan sertifikasi halal untuk kerudung tersebut.

Salah satunya adalah Fatimah. Menurut dia, dengan dikeluarkannya fatwa tersebut, para pengguna jilbab selain merek busana muslim tersebut menjadi gusar.

Sebab, menurut dia, itu sama saja mengatakan bahwa hijab yang ia kenakan selama ini haram.

"Aneh sih menurut saya. Kayaknya dalam Al Quran juga enggak ada deh yang mengatur masalah bahan kerudung yang kayak gimana yang halal dan haram," katanya kepada Kompas.com di Depok, Jawa Barat, Kamis (4/2/2016).

Lina, pengguna hijab sejak duduk di bangku SMA, berpendapat bahwa jilbab atau kerudung itu dilihat bukan dari bahan ataupun mereknya, melainkan dari perilaku penggunanya.

"Percuma kan kalau mereknya halal, tapi yang pakai sikapnya minus. Jadi, menurut aku, sertifikasi itu enggak penting untuk jilbab," ucapnya.

Menurut dia, jilbab yang baik itu adalah jilbab yang menutupi aurat, bukan masalah merek ataupun bahannya.

"Misalkan saya memakai jilbab Zoya, tapi bawahannya hotpants, berarti halal dong," ujarnya.

Yunita menambahkan, seharusnya MUI lebih mementingkan masalah akhlak umat yang, menurut dia, semakin ke sini semakin memperhatinkan, bukan malah mengurusi hal-hal seperti ini.

"Sepengetahuan saya ajaran dalam Islam itu mempermudah, bukan mempersulit kayak gini," ucapnya.

Sementara itu, Meilinda melihat iklan hijab halal itu hanya strategi pemasaran dari produsen busana muslim tersebut.

Menurut dia, dengan cara mengeluarkan produk jilbab halal ini, masyarakat pasti akan ramai membicarakan masalah ini. Dengan begitu, produknya makin dikenal luas oleh masyarakat.

"Ah, paling ini strategi marketing-nya saja. Dengan ngeluarin produk bersertifikasi halal, jadi banyak yang ngomongin, makin laris produknya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com