Pantauan Kompas.com, Kamis (18/2/2016) malam, Krishna tiba di Kalijodo sekitar pukul 21.30 WIB.
Krishna datang bersama puluhan personel polisi dan beberapa anggota TNI.
Kedatangan mantan Kapolsek Penjaringan itu juga mendapat pengawalan dari personel Brimob bersenjata lengkap.
Krishna datang dari arah Jalan Teluk Gong Raya memasuki Kalijodo. Selama perjalanan, ia mampir ke warung-warung yang diduduki para pemuda.
"Kamu kerja di warung ini?," tanya Krishna, kepada seorang pemuda, di sela-sela patroli.
Ia memerintahkan pinggang pemuda itu dicek. "Coba pinggangnya gimana? Dicek," ujar Krishna.
Kemudian, ia berkeliling memasuki kawasan Kalijodo. Ia juga menyapa pedagang konter pulsa di dalam Kalijodo.
"Kamu kapan pindah?," tanya Krishna. "Besok Pak," jawab si pedagang yang mengaku asal Tegal itu.
Krishna bersama puluhan anggotanya masuk ke dalam Kalijodo, di lorong sempit berisi kafe-kafe yang tutup.
Ia kemudian menyeberang ke wilayah Kalijodo yang berada di RT 07, RW 10, Kelurahan Angke, Tambora, Jakarta Barat.
Di sana, ia menyapa beberapa warga. Nampak, ada warga yang sedang berkemas untuk bersiap pindah.
Rumah warga-warga itu telah ditempeli dengan stiker Surat Peringatan 1. Warga ada yang berbincang dengan Krishna. Ada pula yang mengambil foto.
Suasana lorong gelap pemukiman padat penduduk itu pun nampak jadi penuh sesak anggota dan awak media yang mengikuti. Meski demikian, hanya terlihat sedikit saja warga.
Tak lama kemudian, Krishna yang didampingi Kepala Polsek Penjaringan, AKBP Rudi, kembali memasuki Kalijodo di wilayah Penjaringan.
"Tahu rumahnya Azis enggak? Sini saya tunjukin," ujar Krishna, sembari berjalan.
Sampai di lokasi, Krishna menunjukan sebuah kafe besar milik Daeng Azis. Nampak, Kafe bernama Intan Kafe itu dalam keadaan tutup dan gelap. Tak terlihat siapapun di kafe berwarna putih tersebut.