"Menjadi pertanyaan, kenapa penertiban baru sekarang? Karena mau (pilkada) 2017. Mengapa Kalijodo? Karena kita tahu yang namanya politik elektoral. Suara adalah mayoritas Muslim, dan Ahok harus mengambil hati, bahwa dia lebih Muslim dari pada Muslim," kata Palupi kepada Kompas.com, Kamis (18/2/2016).
Palupi melihat, dua alasan yang dijadikan latar belakang penertiban Kalijodo, tidak terlalu mendasar. Kedua alasan yang dimaksud adalah soal lokalisasi dan pengembalian fungsi ruang terbuka hijau (RTH).
"Kan alasannya dua, diputar-putar, yang satu lokalisasi, satunya RTH. Kalau lokalisasi digusur, harusnya Alexis juga digusur, dong. Kemudian berubah, bukan lokalisasi, ini RTH. Ditanya lagi, kalau RTH, bukan hanya Kalijodo, dong. Mal Taman Anggrek, Senayan, Pantai Indah Kapuk bagaimana?" tutur Palupi.
Meski dinilai seperti itu, Ahok sebelumnya menuturkan, penertiban Kalijodo murni pekerjaannya sebagai kepala daerah. Dia juga membantah jika penertiban di Kalijodo dikaitkan dengan upayanya untuk maju sebagai calon gubernur di pilkada 2017.
"Enggak ada urusan buat saya. Kan saya dipilih jadi Gubernur DKI mau merapikan Jakarta. Kalau saya hanya gara-gara orang takut enggak milih, terus enggak rapikan, kan enggak sesuai sama sumpah saya," ujar Ahok.