Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalijodo Berdebu dan Berbau Amis Setelah Ditinggalkan Banyak Warganya

Kompas.com - 23/02/2016, 18:31 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Suasana di Kalijodo, Selasa (23/2/2016), enam hari menjelang penertiban pada 29 Februari ini sudah mulai sepi.

Hunian yang berada di Jalan Kepanduan II ataupun di gang-gang sempit sudah banyak yang kosong. Ada yang ditutup rapat, tetapi banyak pula yang ditinggalkan begitu saja.

Jika bangunan yang terletak persis di pinggir kali terlihat cukup rapi, maka tidak demikian dengan bangunan di bagian dalam Kalijodo.

Hanya beberapa meter dari sebuah gang masuk, sejumlah bangunan tampak dalam kondisi pintu terbuka dan barang-barang di dalamnya terlihat berantakan.

Seorang warga yang enggan menyebutkan namanya menyatakan, barang-barang yang ditinggalkan sudah tidak diinginkan oleh pemiliknya. Maka dari itu, tukang loak pun banyak mengambil barang-barang itu untuk dijual lagi.

"Tukang barang bekas mengambil kayu-kayu atau barang yang sudah enggak terpakai, seperti kursi-kursi juga diangkut," kata warga itu kepada Kompas.com, Selasa siang.

Barang-barang yang ditinggalkan adalah lemari plastik, koran dan kertas bekas, kursi yang kulitnya sudah mengelupas, kasur bekas yang sudah menghitam, dan berbagai barang lainnya.

Tak hanya itu, ketika berjalan lebih ke dalam lagi, aroma sampah sangat menyengat. Aneka sampah berceceran di jalan, menyatu dengan kubangan air.

Debu yang berasal dari rumah-rumah warga yang berkemas juga beterbangan di sekitar lokasi.

Lebar jalan di gang sempit itu sekitar dua meter, cukup untuk dilintasi satu sepeda motor bebek. Bangunan yang berada di dalam gang lebih sempit dan lebih kecil, serupa dengan satu los yang biasanya terdapat di pasar-pasar tradisional.

Sebelum tempat itu dikosongkan, bangunan-bangunan berukuran kecil juga digunakan sebagai tempat karaoke dan tempat judi kecil-kecilan, mirip dengan kafe-kafe besar di pinggir kali, tetapi berbeda secara ukuran.

Cahaya matahari sangat minim di gang sempit itu.

Model bangunan di Kalijodo terbilang unik. Satu bangunan bisa punya belasan hingga puluhan kamar yang disewakan kepada perempuan pekerja seks, karyawan, dan kalangan lainnya.

Dengan biaya sewa yang dipatok Rp 300.000 per bulan, seorang pengusaha tempat kos di tempat itu bisa mendapat bayaran hingga Rp 10 juta per bulan. Ukuran kamarnya tidak terlalu besar, hanya sekitar 2 x 1 meter.

Di kamar-kamar seperti itulah para pekerja seks dan pelanggannya melakukan transaksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com