Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Wanita Emas": "Teman Ahok" Masuk ke CFD, Galang Massa, Mencari KTP, Kenapa Tidak Dikritik?

Kompas.com - 21/03/2016, 15:05 WIB
Dian Ardiahanni

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kader Partai Demokrat Hasnaeni Moein atau yang kerap disapa "Wanita Emas" meminta agar Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat tidak pilih-pilih dalam mengkritik seseorang.

Menurut dia, Djarot seharusnya bisa mengkritik partnernya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terkait upaya yang dilakukan relawan Basuki, yakni Teman Ahok.

Hasnaeni menilai, Teman Ahok telah melakukan penggalangan massa dengan mencari dukungan untuk Basuki. (Baca: "Wanita Emas" Sebut Kegiatannya Bagi-bagi Susu di CFD Bukan Kampanye)

Salah satunya dengan meminta dukungan berupa data KTP warga dalam acara car free day (CFD).

"Saya pernah membaca, Teman Ahok itu masuk ke CFD, dan jelas menggalang massa, mencari KTP (untuk didata), dan mencari dukungan. Kok itu tidak dikritik?" ucap Hasnaeni di kediamannya di Kemang Timur V, Jakarta Selatan, Senin (21/3/2016).

Hasnaeni tidak terima apabila Djarot hanya mengkritik upayanya dalam membagi-bagikan susu kepada warga saat CFD.

Pada Minggu (20/3/2016), saat CFD berlaku, Hasnaeni membagi-bagikan susu, kartu nama, dan berfoto dengan warga.

Sementara itu, saat menghadiri pelantikan pengurus ranting PDI-P se-Jakarta Barat di Gelanggang Olahraga Grogol, Djarot menyampaikan bahwa kampanye tidak diperbolehkan saat CFD.

Sebab, menurut dia, kampanye semacam itu tidak etis jika dilakukan di ruang publik. Terkait pernyataan Djarot ini, Hasnaeni menilai hal tersebut tidak adil. (Baca: Merasa Bagikan Susu Bukan Kampanye, "Wanita Emas" Ingin Djarot Minta Maaf)

"Apakah Pak Djarot takut sehingga tidak mau kritik Pak Ahok?" kata dia. Adapun Hasnaeni telah menyatakan niatnya untuk ikut Pilkada DKI Jakarta 2017.

Ia mulai melakukan sejumlah kegiatan untuk mendekati masyarakat, misalnya dengan membagi-bagikan makanan atau uang.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Megapolitan
Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Megapolitan
Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Megapolitan
Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Megapolitan
Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Megapolitan
2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

Megapolitan
Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Megapolitan
Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Megapolitan
Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Megapolitan
Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Megapolitan
Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Megapolitan
Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com