Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saatnya Penyedia Jasa Transportasi Berbenah dan Mengantisipasi Perubahan

Kompas.com - 22/03/2016, 15:32 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Perselisihan antara pengemudi angkutan umum dan pengemudi angkutan berbasis aplikasi atau online dianggap sebagai momentum untuk memperbaiki layanannya masing-masing. Cara-cara konvensional yang digabung dengan kemajuan teknologi dinilai dapat menjadi jalan tengah untuk menyelesaikan masalah di antara kedua belah pihak.

"Hal yang justru harus disikapi adalah bagaimana sih pengelolaan dan pengaturan masa depan sistem transportasi umum di Indonesia, bukan cuma di Jakarta. Sudah saatnya penyedia jasa transportasi berbenah, berdamai, dan mengantisipasi perubahan," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (22/3/2016).

Djarot menjelaskan, fokus yang seharusnya ditangani bersama terkait masalah ini adalah bagaimana agar antara penyedia jasa transportasi, online, dan non-online memiliki kedudukan yang setara.

Masalah antara keduanya, sampai saat ini, berkutat seputar hak dan kewajiban yang dibebankan ke salah satu pihak, tetapi tidak dikenakan di pihak yang lain. Salah satu instrumen yang juga menjadi fokus adalah aturan atau regulasi. Djarot mengungkapkan, harus ada perubahan aturan yang mengatur tentang transportasi dalam rangka menyesuaikan dengan keadaan zaman.

"Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, saya tanya, itu dibuat tahun berapa? Sekarang sudah tahun berapa? Kita kan masih gunakan (aturan) itu," tutur Djarot.

Terkait inovasi teknologi dalam sebuah sistem transportasi, Djarot berpendapat, hal tersebut dibutuhkan masyarakat. Karena dibutuhkan masyarakat, penyedia jasa yang tidak bisa menyesuaikan dengan perubahan seperti itu kemungkinan tidak dapat bertahan lama.

"Manusia yang takut pada perubahan akan digulung. Ini proses alami," ujar Djarot.

Hal yang dipermasalahkan oleh pengunjuk rasa pada hari ini adalah keberadaan perusahaan penyedia jasa transportasi berbasis aplikasi online, yaitu Uber dan Grab, Go-Jek. Ketiga perusahaan itu dituding telah menggerogoti pendapatan sopir angkutan umum, khususnya sopir taksi.

Aksi unjuk rasa para sopir taksi hari ini diwarnai kekerasan. Sejumlah sopir taksi memaksa teman-teman sopirnya yang lain yang sedang beroperasi untuk berhenti dan menurunkan para penumpangnya di jalanan, termasuk di tengah jalan tol.

Sejumlah pengemudi ojek online juga jadi korban tindak kekerasan peserta unjuk rasa. Peristiwa terakhir itu memicu aksi balasan dari pengemudi ojek online.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com