"Kita ini kan harus berpikir yang obyektif dalam menilai sesuatu peristiwa. Masalah itu faktanya seperti apa, jangan berpersepsi begitu loh. Jadi kalau ada dalam medsos itu harus kita cek dulu bener enggak gambar itu. Atau kah gambar itu hanya membikin keruh dan bikin gaduh," kata Moechgiyarto di Mapolda Metro Jaya, Selasa (22/3/2016) malam.
Moechgiyarto juga mengimbau awak media tidak memberitakan sebuah peristiwa yang sudah terjadi secara berulang-ulang. Menurutnya hal itu akan menimbulkan persepsi di tengah masyarakat bahwa kejadian tersebut terkesan tidak selesai-selesai.
"Kalau memberitakan sesuatu berulang-ulang, (padahal) tragedinya sudah selesai tapi diberitakan lagi, seyogyanya dijelaskan kepada masyarakat bahwa kejadiannya jam sekian, supaya (jangan sampai) di benak masyarakat, oh ini nggak selesai-selesai. Padahal kita aman-aman saja kok," ucapnya.
Jagat media sosial sebelumya dikagetkan oleh beredarnya foto di akun Facebook atas nama Feri Yanto, yang berseragam sopir taksi Blue Bird. Pengguna akun itu melakukan provokasi untuk berdemo pada hari Selasa ini.
Dalam akun Facebook itu, ia menulis sebuah pesan provokatif pada hari Minggu lalu yang intinya mengajak semua sopir taksi Blue Bird di berbagai pangkalan di Jakarta untuk turut berunjuk rasa. Seruan itu disertai ajakan untuk membawa senjata tajam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.