JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyatakan akan tetap mendukung Basuki Tjahaja Purnama sebagai Gubernur DKI Jakarta hingga jabatan mereka selesai pada tahun 2017 mendatang.
Hal itu dilakukan sebagai perwujudan dari janjinya saat dilantik dan janji dari PDI Perjuangan, salah satu partai yang dahulu mengusung pasangan Joko Widodo-Basuki pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2012 lalu.
"Yang memperjuangkan Pak Ahok (sapaan Basuki) kan PDI-P. Partai harus konsisten. Makanya, DPP (Dewan Pengurus Pusat) partai menginstruksikan harus menjaga, mengawal sampai 2017. Inilah bentuk pendidikan politik bahwa kita bertanggung jawab," kata Djarot saat berkunjung ke kantor Tribun, Jakarta, Selasa (5/4/2016).
Dalam kunjungannya kemarin, Djarot banyak ditanyai soal kemungkinan dirinya diusung juga untuk maju sebagai bakal calon gubernur dari PDI-P.
Adapun PDI-P di DPRD DKI merupakan partai yang memiliki kursi terbanyak dan dapat mengusung bakal calon gubernurnya sendiri tanpa berkoalisi dengan partai politik lain.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Djarot yang juga kader PDI-P mengungkapkan, proses mekanisme pengusungan masih berjalan. PDI-P juga masih rutin melaksanakan berbagai kegiatan untuk mempersiapkan diri menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Partai selalu melakukan kegiatan rutin. Partai kan enggak hanya memikirkan DKI, tetapi satu Indonesia. Kalau saya ketemu Bu Mega, justru lebih banyak ngobrol soal isu-isu yang lebih besar," tutur Djarot.
Basuki dulunya merupakan kader Partai Gerindra, yang dipasangkan dengan kader PDI Perjuangan, Joko Widodo. Mereka pun memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu.
Dalam perjalanannya, Jokowi tidak menyelesaikan masa jabatannya dan mencalonkan diri di Pilpres 2014 hingga menjabat sebagai Presiden RI.
Basuki pun diangkat menjadi Gubernur DKI Jakarta dan memilih Djarot sebagai wakilnya. Dia pada akhirnya juga mengundurkan diri dari Partai Gerindra karena memiliki prinsip yang berseberangan.