Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lulung Buka Suara soal Partainya yang Malah Dukung Yusril

Kompas.com - 11/04/2016, 09:38 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Abraham "Lulung" Lunggana mengatakan, dukungan yang diberikan Ketua Umum PPP hasil muktamar Jakarta, Djan Faridz, kepada Yusril Ihza Mahendra untuk maju pada Pilkada DKI 2017 belum bersifat final.

Lulung yang juga berambisi maju pada pilkada itu dengan mengandalkan dukungan PPP, pada Minggu )10/4/2016) mengatakan, "Ini kan baru dukungan karena dia (Yusril) datang. Ya udah pokoknya kita siap dukung saja kalau dia memenuhi syarat, kan gitu."

Ia mengatakan, dukungan resmi terhadap salah seorang calon gubernur tidak diputuskan dengan cara seperti itu. Dukungan baru bisa diberikan setelah melalui mekanisme partai.

Di dalam PPP, kata dia, harus ada keputusan dalam rapat pimpinan dan musyawarah dengan pengurus di berbagai tingkat terlebih dahulu.

"Kan harus ada mekanisme. Dukungan kemarin itu kan belum serta-merta. Kalau dukungan resmi itu harus sudah dari keputusan rapim, sudah keputusan musyawarah tiga wilayah. Itu baru dukungan," ujar Lulung yang juga menjadi Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta itu.

Namun, hal itu bukan berarti Lulung membantah Djan Faridz. Menurut dia, wajar-wajar saja jika Djan Faridz mengucapkan hal semacam itu kepada Yusril. Dia tidak merasa tersisihkan sebagai kader PPP.

"Sah-sah saja Pak Djan Faridz bicara begitu. Saya juga biasa-biasa saja," ujar Lulung.

Djan Faridz Sabtu lalu mengungkapkan, partainya akan mendukung Yusril Ihza Mahendra maju sebagai calon gubernur (cagub) dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Keputusan itu dicapai setelah Yusril menemui Djan di kediamannya, Jalan Borobudur, Jakarta Pusat, Sabtu itu.

Dengan jumlah 10 kursi di DPRD DKI, Djan mengaku akan berkonsolidasi untuk menjajaki peluang berkoalisi bersama partai lain. Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta harus didukung oleh 22 kursi di DPRD DKI Jakarta jika ingin maju melalui jalur partai politik. 

Ketua Partai Bulan Bintang, Yusril Izha Mahendra, yang tidak memiliki satu kursi pun di DPRD DKI Jakarta kini tengah sibuk mencari dukungan dari berbagai partai politik, termasuk dari PPP, agar bisa menjadi calon gubernur pada Pilkada DKI Jakarta tahun depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com